Media Luar Negeri Soroti Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut di Indonesia

- 27 November 2020, 10:54 WIB
Ilustrasi kebakaran hutan.*
Ilustrasi kebakaran hutan.* /pexels/Vladyslav Dukhin

Menurut Greenpeace, sekitar 4,4 juta hektar lahan terbakar di Indonesia antara 2015 dan 2019.

Baca Juga: Pemerintah Hormati Proses Hukum di KPK, Jokowi: Saya Percaya KPK Bekerja Transparan

Menurut Bank Dunia, kerusakan ekonomi yang diperkirakan sebesar 16 miliar dolar Amerika Serikat dari krisis kabut asap 2015, dua kali lipat dari nilai tambah ekspor minyak sawit Indonesia dari tahun sebelumnya.

Pada 2015, Presiden Joko Widodo memperpanjang moratorium konversi hutan, sebelum melarang penanaman baru di lahan gambut pada 2016.

Data KLHK menunjukkan, jumlah kebakaran tahun ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 2019, di tengah musim kemarau yang lebih singkat.

Baca Juga: Tak Kebagian BLT BPUM? Masih Bisa Ikut Daftar Bantuan LPDB, Ini Bocoran Caranya untuk UMKM

Pusat Penelitian Kehutanan Internasional yang berbasis di Indonesia memperkirakan penggunaan api guna membuka lahan untuk produksi minyak sawit di Riau menghasilkan lebih dari 3 ribu dolar AS per hektar atau Rp42,4 juta.

Tetapi, hanya sebagian kecil yang masuk ke petani, dengan elit lokal dan perusahaan perkebunan mengantongi sekitar 85 persen.

Lantaran pembatasan telah diperketat untuk membangun perkebunan yang lebih besar, banyak cara yang dilakukan.

Baca Juga: Transaksi Online Naik Selama Pandemi Covid-19, Kominfo Siapkan 4 Kebijakan Percepat Digitalisasi

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x