Dilaporkan pada 28 November, terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 km ke sektor tenggara lereng.
Namun pada 1 Desember pukul 01.23 WIB, Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas guguran dari puncak gunung dengan jarak luncur 2 hingga 11 km ke arah Besok Kobokan disektor tenggara dari puncak.
Baca Juga: Hari AIDS Sedunia, Selama Pandemi Covid-19 Penanganan Penderita HIV/AIDS Terhambat
Saat ini 300 warga telah mengungsi di pos pantau dan sisanya mengungsi di Desa Supiturang.
Tim Reaksi Cepat (TCR) BPBD Kabupaten Lumajang menyiapkan kebutuhan mendesak, makanan siap saji, dapur umum dan masker.
Akibat erupsinya Gunung Semeru, lokasi yang berpotensi terdampak aktivitas vulkanik yaitu Desa Supiturang, Desa Oro-oro Ombo dan Rowobaung di Kecamatan Pronowijo serta Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipurno.
Baca Juga: Sambut Hari Raya Natal 2020, Berikut Panduan Penyelenggaraan Natal dari Kemenag
Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Antaranews, Gunung Semeru mengalami peningkatan selama lima hari terakhir.
Hal ini ditandai dengan meluncurnya guguran lava pijar dari Kawah Jonggring Saloko.***