PR MAJALENGKA – Aktivitas Gunung Merapi masih belum menunjukan tanda-tanda mereda.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaa Geologi (BPPTKG) mencatat 45 kali gempa guguran pada hari Selasa, 24 November 2020 lalu.
Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Jurnal Presisi, Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya pada 25 November 2020 menjelaskan, selain gempa guguran, tercatat terjadi 404 kali gempa hybrid atau fase banyak.
Baca Juga: Edhy Prabowo Jadi Tersangka, Sekjen KKP Pastikan Layanan Kepada Masyarakat Berjalan Seperti Biasa
Selain itu, terjadi 45 kali gempa hembusan, 47 kali gempa vulkanik dangkal dan 1 kali gempa tektonik pada periode pengamatan.
Dari pengamatan, terlihat asap keluar dari Gunung Merapai dengan intensitas tebal dengan ketinggian 50 meter di atas puncak.
Selain itu, Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan juga melaporkan suara guguran sebanyak 10 kali disertai dengan intensitas lemah hingga kurang.
Baca Juga: Media Luar Negeri Soroti Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut di Indonesia
Laju deformasi Gunung Merapi yang diukur menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM) rata-rata 11 cm per hari.