Kondisi Gunung Merapi Mengkhawatirkan, Warga di Minta Tetap Waspada

- 13 November 2020, 18:20 WIB
Kondisi Gunung Merapi dari kamera pengamatan BPPTKG kamera Pasar Bubar.
Kondisi Gunung Merapi dari kamera pengamatan BPPTKG kamera Pasar Bubar. /merapi.bgl.esdm.go.id

PR MAJALENGKA – Kondisi Gunung Merapi saat ini tengah diwaspadai oleh semua pihak, pasalnya setelah sekian lama tertidur Merapi kini menunjukan tanda-tanda erupsi kembali.

Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Antaranews, Saat ini kondisi Gunung Merapi tengah memasuki level III atau siaga, erupsi yang dikeluarkan mulai merambah ke sejumlah wilayah, termasuk ke zona berbahaya.

Hanik Humaida selaku Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut aktivitas seismik dan deformasi di Gunung Merapi kian meningkat.

Baca Juga: Cedera Lagi, Marcus Rashford Kembali Mengundurkan Diri dari Timnas Inggris

“Aktivitas seismik yang terpantau saat ini sudah melampaui aktivitas menjelang munculnya kubah lava pada erupsi 2006, tapi masih lebih rendah dibanding aktivitas seismik saat erupsi 2010,” ujar Hanik.

Aktivitas deformasi atau penggembungan tubuh gunung per harinya sekitar 12 centimeter, aktivitas ini terdeteksi sejak 20 Oktober 2020 yang terpantau di sektor barat laut.

Terbaru pada tanggal 13 November rentang waktu pukul 00:00-06:00 WIB, BPPTKG mengatakan setidaknya sudah terjadi 19 kali gempa di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Juga: Pemkab Majalengka Libatkan UIN Bandung Dalam Pengembangan Wisata Halal

Dirinya mengatakan 19 gempa guguran itu memiliki amplitudo 5-80 mm dan berlangsung selama 13.6-62.2 detik.

Selain itu merapi juga mengalami 18 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-20 mm selama 14.1-30.2 detik, 64 kali gempa hybrid dengan amplitudo 3-30 mm selama 5.41-11 detik, serta 14 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 40-75 mm selama 11.2-54.6 detik.

Berdasarkan pengamatan visual di puncak Gunung Merapi, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 75 meter di atas puncak kawah.

Baca Juga: Siswa Bekerja Saat Pandemi Covid-19, PGRI Aceh Singkil Desak Pemerintah Terapkan Belajar Tatap Muka

BPPTKG meminta seluruh aktifitas di kawasan rawan bencana (KRB) III untuk dihentikan terlebih dahulu, termasuk pelaku wisata dan kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi agar tidak melakukan aktifitas di KRB III.

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat tidak terlalu cemas, beliau juga meminta warga agar tetap waspada dan mengikuti prosedur bencana yang telah disiapkan Pemda DIY dan pihak lainnya.

“Nanti akan ada konsolidasi, ini kan pengalaman empat tahun sekali. Jadi aparat sudah tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya. Dikutip Majalengka.Piiran-Rakyat.com dari RRI.

Baca Juga: Sempat Tertunda, Kini Euro 2020 Siap Digelar dan Simak Daftar Lengkap Pembagian Grup

Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: RRI Pikiran Rakyat Cirebon ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah