Selain itu merapi juga mengalami 18 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-20 mm selama 14.1-30.2 detik, 64 kali gempa hybrid dengan amplitudo 3-30 mm selama 5.41-11 detik, serta 14 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 40-75 mm selama 11.2-54.6 detik.
Berdasarkan pengamatan visual di puncak Gunung Merapi, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 75 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga: Siswa Bekerja Saat Pandemi Covid-19, PGRI Aceh Singkil Desak Pemerintah Terapkan Belajar Tatap Muka
BPPTKG meminta seluruh aktifitas di kawasan rawan bencana (KRB) III untuk dihentikan terlebih dahulu, termasuk pelaku wisata dan kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi agar tidak melakukan aktifitas di KRB III.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat tidak terlalu cemas, beliau juga meminta warga agar tetap waspada dan mengikuti prosedur bencana yang telah disiapkan Pemda DIY dan pihak lainnya.
“Nanti akan ada konsolidasi, ini kan pengalaman empat tahun sekali. Jadi aparat sudah tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya. Dikutip Majalengka.Piiran-Rakyat.com dari RRI.
Baca Juga: Sempat Tertunda, Kini Euro 2020 Siap Digelar dan Simak Daftar Lengkap Pembagian Grup
Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.***