Telah Lama Berselisih, Pemerintah Arab Saudi Yakin Biden Bantu Wujudkan Stabilitas Timur Tengah

24 November 2020, 23:49 WIB
Bendera Arab Saudi. /Pixabay/Chickenonline

PR MAJALENGKA – Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud mengatakan pada Sabtu bahwa dia yakin jika pemerintahan Amerika Serikat nanti, akan bantu wujudkan adanya stabilitas di daerah Timur Tengah dan kerja sama yang lebih kuat.

“Saya yakin bahwa pemerintahan Joe Biden akan bantu mewujudkan kebijakan demi kepentingan stabilitas wilayah” ujar Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud kepada Reuters yang dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.

Arab Saudi bersiap menyambut presiden baru Amerika Serikat tahun depan yang berjanji ketika masih berkampanye untuk membuat kerja sama yang kuat.

Baca Juga: Sahabat Terbaik untuk Setiap Zodiak, Taurus Cocok dengan Cancer dan Pisces, Kamu?

Sementara itu, Pangeran Faisal berharap sejarah 75 tahun “kerja sama pertahanan yang kuat” antara kedua negara dan itu akan terus berlanjut.

“Setiap diskusi yang akan kita lakukan dengan pemerintahan (AS) di masa depan mengarah pada kerja sama yang kuat,” ujarnya.

Putra mahkota Saudi Mohammed bin Salman menikmati hubungan pribadi yang dekat dengan Presiden Trump.

Baca Juga: 4 Alasan Kenapa Saat Berciuman Kita Refleks Menutup Mata

Meski banyak mendapatkan banyak kritik internasional terkait hak asasi atas Arab Saudi seperti pembunuhan jurnalis dan penduduk Amerika Serikat Jamal Khashoggi, peran Arab Saudi dalam perang Yaman dan Penahanan hak-hak aktivis perempuan.

Area-area tersebut mungkin akan menjadi titik gesekan antara Joe Biden dan Arab Saudi ke depannya.

Pangeran Faisal mengatakan bahwa “sepenuhnya tepat” bagi Amerika Serikat untuk memasukkan gerakan Houthi di Yaman yang didukung oleh Iran sebagai organisasi teroris asing.

Baca Juga: Selain Hangatkan Badan, Jahe Bermanfaat untuk Kesehatan, Salah Satunya Meredakan Nyeri Haid

“Kita semua tahu, sebagian ideologi mereka (Yaman) berasal dari Iran. Jadi mereka pasti organisasi teroris yang didukung asing,” ujarnya.

Selama ini pihak Amerika Serikat pun melihat kelompok itu sebagai perpanjangan dari pengaruh Iran di wilayah tersebut.

Kemudian salah satu sumber mengatakan jika pemerintahan Trump telah mengancam untuk memasukkan kelompok itu ke dalam daftar hitam sebagai bagian kampanye maksimum terhadap Houthi.

Baca Juga: Xiumin EXO akan Segera Menyelesaikan Wajib Militernya pada 6 Desember 2020

Namun Iran membantah telah memberi dukungan finansial dan militer kepada Houthi.

Selain itu, Pangeran Faisal juga membahas mengenai hubungan baik dengan Turki, yang sebelumnya berselisih selama beberapa tahun karena kebijakan luar negeri dan sikap terhadap kelompok politik Islam.

Akibatnyam beberapa pedagang Saudi Arabia dan Turki berspekulasi jika Saudi sedang memberlakukan boikot tidak resmi atas impor dari Turki.

Baca Juga: Menolak HRS datang ke Jawa Barat, Sekelompok Orang Membakar Baliho Habib Rizieq Shihab

Kemudian Pangeran Faisal pun mengatakan sedang mencari cara untuk menyelesaikan keretakan dengan Qatar.

Dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Aljazeera, perselisihan dimulai sejak 2017 ketika Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Mesir memberlakukan boikot terhadap Qatar.

Dengan memutuskan hubungan diplomatik dan transportasi.

Baca Juga: Menolak HRS datang ke Jawa Barat, Sekelompok Orang Membakar Baliho Habib Rizieq Shihab

Kemudian menuduh Qatar yang ikut mendukung terorisme dan Qatar membatah atas tuduhan yang diberikan.

Oleh karena itu, Pangeran Faisal yakin jika pemerintahan Joe Biden akan membantu stabilitas wilayah yang sedang berselisih.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Reuters Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler