Demi Meningkatkan Minat Membaca, Kemendikbud akan Luncurkan Geulis pada Tahun 2021

29 November 2020, 18:10 WIB
Ilustrasi anak-anak gemar membaca buku. /Pixabay

PR MAJALENGKA – Gerakan Literasi Semesta akan diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI pada tahun 2021

Dilansir Majalengka.pikiran-rakyat.com dari kemdikbud.go.id, hal itu dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR RI).

Ada juga Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Perpustakaan Nasional (Perpusnas).

Baca Juga: UPDATE Kasus Virus Corona Bertambah 6.267 Pasien Baru, Simak Sebarannya di 34 Provinsi

Dalam rapat virtual itu membahas khusus tentang kolaborasi antar kementerian atau lembaga untuk meningkatkan literasi di daerah.

Literasi akan terus ditingkatkan Kemendikbud lewat berbagai kebijakan dan program.

Totok Suprayitno selaku Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbangbuk( mengatakan upaya pemberantasan buta aksara dan angka rata-rata lama sekolah (RLS) di sebagian besar provinsi Indonesia relatif baik.

Baca Juga: Penyakit Selena Gomez Jadi Bahan Candaan, Fans Marah Hingga Jadi Trending Topic

“Sebanyak 28 provinsi kategori tinggi, dan enam provinsi kategori sangat tinggi. Ini menggembirakan,” tutur Totok dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari kemdikbud.go.id.

Pada rapat yang dilaksanakan pada Rabu, 25 November 2020 itu juga Totok mengatakan bahwa akses kepada bahan literasi masih rendah.

“Ada tiga provinsi kategori sedang, 16 provinsi kategori rendah, dan 15 provinsi kategori sangat rendah,” katanya.

Baca Juga: Atasi Bencana Ekologis, Presiden Jokowi Tinjau Lokasi Pembangunan Pusat Perbenihan

Hal itu menyebabkan membaca buku dan koran serta kunjungan ke taman baca masih rendah.

“Ada tiga provinsi berada di kategori sedang, 29 provinsi di kategori rendah, dan dua provinsi di kategori sangat rendah,” ujarnya.

Untuk memperbaikinya, akan dilakukan peningkatan literasi yang membutuhkan kerja sama berbagai pihak terkait yang berwenang di bidangnya.

Baca Juga: Akan Diadili, 19 Tentara Australia Diduga Membunuh 39 Tahanan dan Warga Sipil Afghanistan

Kemenkominfo pada situasi ini mempunyai tugas penyediaan sarana internet yang dapat membantu memudahkan masyarakat dalam mengakses bahan bacaan secara digital.

Semuel Abrijani Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika, Kemenkominfo menuturkan program percepatan pembangunan internet akan sangat berguna menopang literasi digital masyarakat.

“Pembangunan jaringan sampai ke semua desa harus kita selesaikan. Targetnya, semua desa akan punya jaringan internet taraf 4G pada 2022,” ucap Semuel.

Baca Juga: Gedung Putih Pertimbangkan untuk Membatalkan Larangan Masuk bagi Warga Non Amerika Serikat

Sementara itu, Kemendikbud akan menyiapkan anggaran sebesar Rp99,73 miliar untuk pengembangan literasi.

Anggaran tersebut akan didistribusikan kepada Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, serta unit pelaksana teknis (UPT) Kemendikbud.

“Tiga kegiatan besar program tersebut adalah pencetakan buku-buku literasi, pengiriman buku-buku literasi ke daerah terdepan, terpencil, tertinggal (3T), dan monitoring dan evaluasi kegiatan,” ucap Endang Aminudin Aziz selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud.

Baca Juga: Menjelang Akhir Tahun, Begini Tips Agar Tetap Aman Saat Liburan, Salah Satunya Pilih Hari yang Sepi

Pada tahun 2021, Kemendikbud akan meluncurkan uji coba “Gerakan untuk Literasi Semesta” (Geulis).

Endang juga mengatakan bahwa Geulis, akan melibatkan tiga ranah pendidikan, yaitu keluarga, masyarakat. dan sekolah.

Geulis akan menggiatkan penyediaan bahan pengayaan literasi melalui program penerjemahan.

Baca Juga: Sukses Besar di Eropa, Album “BE” BTS Debut di Tangga Album Inggris, Prancis, hingga Jerman

Terdapat 1500 karya literasi kelas dunia dari berbagai bahasa asing serta 750 karya sastra bahasa daerah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

“Ini merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui,” tutur Endang.

Dengan penerjemahan, kita sekalian mengembangkan dan melestarikan bahasa daerah, karena penulis bahasa lokal akan kembali giat menulis dalam bahasanya,” tandasnya.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: kemdikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler