Simak Hasil Survei BPS Perihal Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19

- 3 November 2020, 22:47 WIB
ilustrasi statistik
ilustrasi statistik /

PR MAJALENGKA - Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini melakukan survei mengenai perilaku masyarakat di masa pandemi virus corona atau Covid-19.

Survei ini dilakukan secara daring sebagai inovasi dan mencoba memanfaatkan kemajuan teknologi.

Adanya survei ini diharapkan menjadi informasi tambahan bagi pemangku kepentingan terkait langkah apa yang akan dilakukan.

Baca Juga: Sebaiknya Waspada, Curah Hujan Tinggi Jakarta Cetak Rekor Baru dalam 150 Tahun

Survei ini dilaksanakan selama seminggu dari tanggal 7 hingga 14 September 2020.

Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari hasil survei BPS yang dirilis pada 28 September 2020, jumlah responden adalah 90.967 orang yang terdiri dari 44,77 persen laki-laki dan 55,23 persen perempuan.

Ada beberapa poin yang diukur, simak penjelasannya berikut ini:

Baca Juga: Tukang Ojek Jadi Korban Pumbunuhan, Polisi Sudah Kantongi Nama Tersangka Setelah Autopsi

Kepatuhan dan Persepsi dan Efektivitas Penerapan Protokol Kesehatan

Tingkat kepatuhan orang selama seminggu terakhir, terutama ketika berada di luar rumah.

Dianggap sudah baik yang tercermin dari begitu tingginya nilai tiap masing-masing indikator seperti menggunakan masker, menggunakan hand sanitizer, mencuci tangan, menghindari jabat tangan dan menghindari kerumunan.

Baca Juga: Habiskan Dana Rp20 Triliun, Berikut 5 Fakta Seputar Program Kartu Prakerja

Responden perempuan lebih menerapkan protokol kesehatan dibanding laki-laki.

Lebih dari setengah responden laki-laki berpendapat bahwa tidak ada sanksi membuat masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan.

Respon Terhadap Orang Terinfeksi Covid di Lingkungan Sekitar

Respon yang paling banyak dilakukan responden saat ada yang terinfeksi covid-19 di lingkungan sekitar yaitu memperketat protokol kesehatan di lingkungan.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 yang Cair Minggu Ini, Simak 6 Syarat Wajib untuk Penerimanya

Responden berjumlah 45 persen berpendapat protokol kesehatan dijalankan dengan ketat di lingkungan.

Responden sebesar 24 persen mengatakan tidak ada kasus covid-19 di lingkungan sekitar.

Responden sejumlah 22 persen menyatakan memberikan dukungan.

Hanya 7 persen responden yang mengucilkan atau memiliki stigma negative, sedangkan sisanya tidak ada respon.

Baca Juga: 232 Pelaku Parekraf Terima Bantuan Insentif Pemerintah, Cek Daftarnya di Laman Resmi

Penerapan Protokol Kesehatan di Tempat Umum

Sejumlah 28,27 persen responden berpendapat bahwa tidak ada penerapan protokol kesehatan di tempat umum.

Terutama di pasar tradisional atau pedagang kaki lima yang dianggap tidak menerapkan protokol kesehatan sama sekali dengan angka 17,32 persen.

Penerapan Protokol Kesehatan di Angkutan Umum

Responden yang sebulan terakhir menggunakan angkutan umum berjumlah 13,49 persen.

Data ini terbagi menjadi lima angkutan di antaranya angkot/mikrolet yang paling banyak digunakan, disusul ojol/opang, kemudian taksi konvensional maupun online, bis/mikro bis/ perahu dan yang terakhir kereta/cl/mrt.

Baca Juga: Terjadi Fenomena La Nina di Samudra Pasifik, Begini Kata BMKG Soal Dampaknya Bagi Indonesia

Persepsi Kemungkinan Terinfeksi/Tertular Covid-19

Banyak responden yang beranggapan dirinya bisa tertular covid-19.

Data ini tercermin dari 63,7 persen responden yang menganggap mungkin dan cukup mungkin untuk tertular covid-19.

Baca Juga: 94 Persen UMKM Mengalami Penurunan Penjualan, Anggota DPR RI: Saya Harap Dapat Segera Bangkit

17 dari 100 orang responden sangat tidak mungkin dan tidak mungkin tertular covid-19.

Menarik kalau kita melihat lebih lanjut persepsi kemungkinan terinfeksi/tertular covid menurut tingkat pendidikan.

Semakin tinggi pendidikan, semakin meyakini bahwa covid-19 berbahaya dan mudah menular. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: BPS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah