Kinerja Ekspor Indonesia Januari 2021 Surlpus, Amerika Serikat Jadi Penyumbang Terbesar

26 Februari 2021, 15:24 WIB
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi. /Dok. Biro Humas Kemendag

PR MAJALENGKA - Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus yang cukup tinggi pada Januari 2021.

Pada bulan Janurai 2021, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar 1,96 miliar dolar.

Hal ini merupakan angka surplus Januari tertinggi sejak Januari 2014.

Dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari Kemendag, surplus tersebut disumbang oleh surplus neraca nonmigas sebesar 2,6 miliar dolar dan defisit neraca migas sebesar 668,1 juta dolar.

Baca Juga: Rekomendasi 6 Film Bertema Perselingkuhan, Bisa Bikin Kamu Jadi Baper dan Emosi Jiwa

“Kita mengawali tahun 2021 dengan cukup baik," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dalam Konferensi Pers Kinerja Ekspor Impor Januari 2021, Kamis 25 Februari 2021.

"Kinerja neraca perdagangan luar negeri Indonesia masih terus melanjutkan tren surplus bulanan yang terjadi sejak bulan Mei 2020,” ujarnya menambahkan.

Mendag menguraikan komoditas-komoditas penyumbang surplus Januari 2021.

Baca Juga: Buntut Tindakan Bripka CS di Cengkareng Tewaskan 3 Orang, Kapolri Terbitkan Surat Telegram

Komoditas tersebut antara lain lemak dan minyak hewan atau nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), dan alas kaki (HS 64).

Amerika Serikat (AS), India, Filipina, Jepang, dan Malaysia adalah negara-negara mitra yang menjadi penyumbang surplus nonmigas terbesar Januari 2021.

“Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2021 lebih baik dibanding Januari tahun 2019 yang mengalami defisit sebesar USD 1,0 miliar dan Januari 2020 yang mengalami defisit sebesar USD 0,6 miliar,” kata Mendag Muhammad Lutfi  dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari Kemenag.

Baca Juga: Angin Puting Beliung Terjang Bekasi Utara, 15 Rumah Warga Rusak Parah Diterjang

Menurut Mendag, surplus Januari 2021 menunjukkan perbaikan neraca perdagangan karena adanya kenaikan ekspor yang lebih tinggi dibandingkan kinerja impor yang masih menunjukkan penurunan.

Pada Januari 2021, kinerja ekspor Indonesia mencapai 15,3 miliar dolar.

Jumlah ini menunjukkan kinerja ekspor Indonesia meningkat 12 persen dibanding tahun sebelumnya (YoY).

Baca Juga: Meski Dihantam Pandemi, Menparekraf Optimis Pramuwisata di Bali akan Pulih Kembali

Oleh karena itu, kinerja ekspor Indonesia cukup baik meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19.

“Ekspor Indonesia di awal 2021 menunjukkan kinerja yang cukup baik, meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19,” ujarnya.

Peningkatan harga komoditas internasional menjadi pemicu kinerja ekspor Januari 2021 yang baik.

Baca Juga: Meski Dihantam Pandemi, Menparekraf Optimis Pramuwisata di Bali akan Pulih Kembali

Sejumlah produk ekspor yang mengalami peningkatan harga internasional adalah komoditas perkebunan, seperti minyak kernel sawit, teh, kopra, dan karet.

Selain itu, komoditas pertambangan, seperti batubara, bijih besi, tembaga, timah, dan nikel.

Pada Januari 2021, Ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa pasar utama masih mengalami peningkatan, antara lain ekspor nonmigas ke Thailand tercatat naik 14,7 persen (MoM) dan Australia tercatat naik 10 persen (MoM).

Baca Juga: Prediksi West Brom vs Brighton di Liga Inggris, The Baggies akan Lebih Bertahan

Selain itu, Mendag juga menjelaskan menjelaskan bahwa ekspor nonmigas Indonesia ke kawasan emerging markets dan developing economies juga mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Ekspor nonmigas ke kawasan Afrika Selatan mengalami peningkatan sebesar 138,5 persen (YoY), Eropa Timur sebesar 127,9 persen (YoY), dan Afrika Timur sebesar 57,7 persen (YoY).

Muhammad Lutfi  juga mengatakan, berkat kondisi pandemi yang mulai membaik, Pemerintah Afrika Selatan sudah mengizinkan perjalanan normal dan mencabut larangan perjalanan di daerah perbatasan, khususnya Zimbabwe, Mozambik, dan Botswana.

Baca Juga: Pakistan-Afghanistan Bangun Pagar Perbatasan, Tonggak Sejarah Baru Dalam Perangi Terorisme

Kebijakan tersebut mendorong permintaan konsumsi di kawasan tersebut.

“Selain itu, Membaiknya kondisi permintaan juga dirasakan di kawasan Eropa Timur, seperti Republik Ceko, Estonia, Lithuania, dan Slovenia,” tutur Mendag Muhammad Lutfi.***

 

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Kemendag

Tags

Terkini

Terpopuler