6 Pembaruan dalam Bidang K3, Pengenalan Kesehatan Mental Salah Satunya

- 26 Februari 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi pekerja.
Ilustrasi pekerja. /freepik.com/aleksandarlittlewolf

Baca Juga: Jiyeon T-ARA Dapat Ancaman Pembunuhan, Pihak Agenci Minta Polisi Lakukan Penyelidikan

Begitu pun dengan industri skala ringan, mereka tetap harus melaksankan K3 karena K3 lah yang akan jadi pelindung utama aset perusahaan.

  1. Umpan Balik dari Pekerja

Para pimpinan teratas atau pimpinan puncak punya peranan dalam membudayakan K3 di tempat kerja.

Bahkan pekerja juga boleh memberikan masukan atau umpan balik demi terlaksananya dan terciptanya budaya K3 yang baik melalui pelaksanaan program-progran K3.

Baca Juga: Data Covid-19 Indonesia Hari Ini 25 Februari 2021, Kasus Aktif Sentuh 158.162 Orang

Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat pekerjalah yang paling akrab dengan yang namanya bahaya.

Salah satu cara untuk melihat umpan balik dari pekerja adalah dengan menggunakan survei. Jika bicara soal bentuknya, survei tersebut harus memiliki pertanyaan yang relevan dan ringkas serta menerapkan konsep digital seperti menggunakan platform di perangkat smartphone.

  1. Meningkatkan Orang-orang Profesional di Bidang K3

Perusahaan sudah berlomba-lomba dalam melaksanakan K3, sehingga permintaan akan tenaga profesional juga meningkat.

Baca Juga: Polda Gelar Olah TKP Terkait Kasus Penembakan di Cengkareng, Tersangka dalam Kondisi Mabuk

Para pekerja pun harus beradaptasi dengan pengetahuan baru di bidang teknologi, mengetahui perundangan yang berlaku, dan tentunya ada seorang manajer K3 yang bertugas untuk menangani jika terjadi bahaya.

Halaman:

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: bissafety.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah