“Saya seorang ibu, dan memiliki anak dan keluarga di rumah. Namun sudah satu bulan ini saya tinggal jauh dari keluarga untuk bergabung dengan demonstran,” ucap Khine Mar Nwe.
Dia mengaku bahwa pemilik pabrik telah memaksanya untuk tidak ikut melakukan demonstrasi, hal tersebut membuatnya terintimidasi secara fisik.
Khine Mar Nwe mengatakan kalau dirinya bangga terhadap wanita Myanmar yang berjuang bahkan sampai mati untuk menolak kudeta militer tersebut.
“Aku tidak sedih dan aku bersumpah akan berjuang tanpa henti atas nama mereka selama aku masih bernafas,” kata Khine Mar Nwe.
Selain Mya Thwate Thwate Khaing ada satu wanita muda lainnya yang menjadi ikon dalam demonstrasi penolakan kudeta di Myanmar.
Baca Juga: Sesuai Rencana, Mnet Mengumumkan Girl Group IZ*ONE akan Dibubarkan pada April Mendatang
Dia adalah gadis cantik bernama Kyal Sin atau Angel yang membuat ‘Everything will be OK’ menjadi trending di media sosial.
Kyal Sin meninggal tertembak di kepala, ketika itu dia menggunakan baju bertuliskan Everything will be OK.
Pelajar sekaligus instruktur dan juara taekwondo itu tutup usia di umur 19 tahun pada 3 Maret lalu.