Oleh sebab itu, polusi udara di Jakarta harus diselesaikan dengan segera melalui pendekatan saintifik, bahkan sejak tahun 2020 tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Baca Juga: Hotel Bumi Kitri Siap Manjakan Tamu Dengan Menu Tradisional Nasi Goreng Pramuka dan Soto Bandung
Center of Research on Energy and Clean Air (CREA) membuktikan bahwa tenaga batubara merupakan penyumbang utama polusi udara di Jakarta, didukung dengan data covid-19 yang menunjukkan WFH tidak menyelesaikan polusi udara di Jakarta.
WFH mampu menurunkan angka kemacetan sehingga turun 45% namun tingkat polusi PM2.5 hanya turun sekitar 4% itu artinya WFH tidak mengurangi polusi udara di Jakarta.
Langkah konkrit yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan saat polusi udara di Jakarta yaitu cek berkala kualitas udara di sekitar, menghindari olahraga di luar ruangan, dan menghindari olahraga di area padat lalu lintas.
Menggunakan purifier bisa menjadi bahan pertimbangan karena alat tersebut bisa meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan.
Memakai masker saat di luar ruangan merupakan pilihan yang bijak untuk mengurangi dampak polusi udara di Jakarta dan sebagai bentuk ikhtiar agar badan tetap sehat.
Menghirup uap air bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi saluran pernapasan karena uap air membantu merilekskan saluran napas dan membantu mengeluarkan substansi atau partikel berbahaya.
Baca Juga: Kadishub Kota Bandung Ternyata Perintahkan Anak Buahnya Untuk Setor, Nilainya Mencapai 347 Juta