Jelang Ramadan, Kemendag Jamin Ketersediaan Dan Stabilitas Harga Barang Kebutuhan Pokok

- 6 Maret 2021, 05:30 WIB
Sekjend Kemendag Suhanto Tengah berkomunikasi bersama Pedagang Bahan Pokok
Sekjend Kemendag Suhanto Tengah berkomunikasi bersama Pedagang Bahan Pokok /dik.foto/Humas Kendag/

PR MAJALENGKA - Menjelang Ramadan dan Lebaran tahun 2021 Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen untuk terus menjaga ketersediaan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok (Bapok).

Kemendag mengaku bahwa dalam beberapa tahun terakhir upaya menjaga ketersediaan pasokan dan bapok berjalan dengan sangat baik.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Oke Nurwan mengatakan bahwa hal tersebut berkat kolaborasi solid antar pemangku kepentingan yang dilakukan dalam upaya antisipasi.

Baca Juga: Bawa Perintah Salat dari Allah, Berikut Sejarah Singkat Isra Miraj Nabi Muhammad

“Pada Ramadan dan Lebaran beberapa tahun belakangan ini, ketersediaan pasokan dan stabilisas harga bapok berjalan sangat baik,” ujar Oke dalam diskusi panel hari Jumat, 5 Maret 2021, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari laman resmi Kemendag.

“Hal tersebut dikarenakan kolaborasi solid antar para pemangku kepentingan yang dilakukan dalam upaya antisipasi,” ungkap Oke menambahkan.

Sebagai informasi, Kepala BP3 itu mengungkapkan bahwa inflasi pada Ramadan dan Lebaran 2019-2020 tercatat kurang dari 1 persen.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Film Menegangkan untuk Ditionton Akhir Pekan Ini!

Sedangkan, inflasi volatile food pada Ramadan dan Lebaran tahun ini nilainya kurang dari 2 persen.

“Angka-angka ini seyogyanya menjadi patokan dalam mengambil langkah-langkah antisipatif menjelang Ramadan dan Lebaran 2021,” jelas Oke.

Meskipun daya beli masyarakat belum pulih, perlu dilakukan sejumlah langkah antisipatif untuk memastikan ketersediaan stok dan kestabilan harga bapok.

Baca Juga: Gara-gara Arafah Rianti, Rhoma Irama Beberkan Mengapa Gitarnya Tanpa Kepala

“Ada beberapa hal yang perlu diantisipasi, yaitu potensi kenaikan permintaan bapok rata-rata sekitar 30 persen, kenaikan harga yang dapat memicu inflasi, penimbunan, dan spekulasi, serta faktor cuaca,” ujar Oke Nurwan.

“Inilah yang perlu dipastikan tidak akan mengganggu ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga bapok di Ramadan dan Lebaran,” ujar Oke menambahkan.

Wakil Direktur Utama Bulog Gatot Trihargo menjelaskan bahwa Bulog memiliki Tiga Pilar Ketahanan Pangan. Pilar pertama adalah Pilar Ketersediaan, yaitu melaksanakan kebijakan pembelian pangan dengan ketentuan harga pokok pembelian dan harga acuan pembelian.

Baca Juga: Ungkap Dugaan Suap di Ditjen Pajak, Wakil Ketua DPR: Saya Mendukung KPK

Kedua adalah Pilar Keterjangkauan, yang meliputi pemerataan stok nasional, operasi pasar, penjualan melalui jaringan internal dan eksternal. Dan pilar terakhir adalah pilar Stabilisasi, yaitu menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan konsumen.

Dalam rangka meningkatkan ketersediaan pangan, kepala badan ketahanan pangan kementerian pertanian (kementan) Agung Hendriadi menyampaikan bahwa saat ini kementerian pertanian menjalankan program peningkatan ketersediaan pangan di era normal baru.

Program itu terdiri atas lima kegiatan, yaitu peningkatan kapasitas produk, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern, dan gerakan tiga kali ekspor.

Baca Juga: Virus Corona B117 Disebut Lebih Mematikan, Profesor Zubairi Beri Bantahan: Tidak Benar!

Proses distribusi berperan penting dalam mendukung ketersediaan dan stabilitas harga bapok.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Antoni Arif Priadi menyebutkan bahwa konektivitas adalah unsur penting dalam distribusi bapok. Hal itu karena konektivitas bersinggungan langsung dengan hasil akhir proses distribusi.

Antoni juga menyampaikan bahwa saat ini Kemenhub Bersama Kemendag terus berkoordinasi dalam pengoperasian tol laut.

Baca Juga: Update Covid-19 Jawa Barat: hingga 5 Maret 2021 Akumulasi Covid-19 Sentuh Angka 218.154

“Tahun ini, tol laut memiliki 30 trayek dengan komoditas dominan berupa bapok yang terus disalurkan ke beberapa wilayah di Indonesia,” ujar Antoni.

Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan bahwa peritel menjadi price leader dalam menjaga kestabilan harga dan harga tetap, menjaga tingkat Inflasi yang wajar, dan kedepannya pusat distribusi ritel dapat berpotensi serta bertransformasi menjadi bentuk lain.

Pada kesempatan terpisah, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi juga menyampaikan tindak lanjut dari arahan Presiden dalam menjaga stok dan stabilitas harga bapok.

Mendag menekankan, Kementerian Perdagangan akan memastikan, tidak hanya ketersedian stok dan stabilitas harga bapok, namun juga berkomitmen menjaga kesetaraan harga di daerah-daerah di seluruh Indonesia. ***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Kemendag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x