Kembali Melemah, Rupiah Hari Ini Ditutup pada Rp14.118 per Dolar AS

19 November 2020, 22:31 WIB
Ilustrasi uang rupiah. Para pendidik dan tenaga kependidikan non PNS di bawah Kemendikbud sudah ada yang bisa mencairkan dana BSU. Namun, nilainya tidak utuh Rp1,8 juta. /Literasi News/Yuanitasari Ciptadi /

PR MAJALENGKA – Rupiah mulai terlihat melemah dari hari-hari sebelumnya.

Pada hari Selasa 17 November 2020, rupiah mulai melemah dan berada di posisi Rp14.055 per dolar Amerika Serikat (AS).

Hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 dimana jumlah kasus terinfeksi kian meningkat.

Baca Juga: Tahun 2022 Sebanyak 12.548 Desa di Indonesia Bakal Terhubung Jaringan 4G

Hal ini menyebabkan adanya pembatasan di beberapa negara dan mengganggu pemulihan ekonomi.

Dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) di Jakarta pada Kamis pagi 19 November 2020 tadi nilai tukar atau kurs rupiah yang ditransaksikan antar bank terkoreksi.

Hasilnya, rupiah bergerak melemah 48 poin atau 0,34 persen menjadi Rp14.118 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.070 per dolar AS.

Baca Juga: Pandangan Fadli Zon Soal Anies Baswedan yang Terancam Hukuman 1 Tahun Penjara dan Denda Rp100 Juta

Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengungkap bahwa pagi ini terlihat penguatan dolar Amerika Serikat terhadap nilai tukar negara berkembang.

"Pasar keuangan diliputi kekhawatiran soal naiknya kasus positif Covid-19 yang sudah menyebabkan lockdown di beberapa negara dan bisa memicu lockdown baru," ucap Ariston.

Menurutnya, lockdown ini akan mengganggu pemulihan ekonomi, karena masyarakat tidak dapat beraktivitas di luar rumah seperti biasanya.

Baca Juga: Dongkrak Sektor Pangan dan Pertanian, Jokowi: Jadi Sumber Kesejahteraan Masyarakat Indonesia

"Rupiah bisa ikut melemah terhadap dolar AS hari ini," tutur Ariston.

“Sementara dari dalam negeri, keputusan suku bunga acuan BI bisa mempengaruhi pergerakan rupiah,” sambungnya.

Suku bunga acuan yang tetap dapat menjaga tingkat imbal hasil aset rupiah tetap menarik di mata investor, karena selisih atau spread yang masih besar dibandingkan negara maju.

Baca Juga: Update Terbaru Jumlah Kasus Virus Corona di Indonesia Kamis 19 November 2020, Total Pasien 483.518

"Ini bisa menahan pelemahan rupiah hari ini," kata Ariston.

Ariston memprediksi hari ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.150 per dolar AS.

Sedangkan pada Rabu, 18 November 2020 kemarin, rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.070 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.055 per dolar AS.

Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin Lakukan Kunjungan Simulasi Vaksin Covid-19 di Puskesmas Cikarang

Dilansir Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Fixindonesia.Pikiran-Rakyat.com, Ariston Tjendra menjelaskan, pada Rabu 18 November 2020 kemarin bahwa di pasar Asia pergerakan instrumen bervariasi.

“Sentimen positif karena laporan pengembangan vaksin Covid-19, tertutupi oleh kekhawatiran pasar soal meningkatnya kasus Covid-19 yang bisa memicu perlambatan pemulihan ekonomi,” ucap Ariston.

Kendati demikian, dari dalam negeri sendiri menunjukan sentimen yang masih positif, diantaranya surplus neraca perdagangan Oktober.

Baca Juga: Tak Hanya Anies Baswedan, Ridwan Kamil Juga Dipanggil Bareskrim Soal Acara FPI di Megamendung

Ini menjadi proyeksi pertumbuhan positif ekonomi Indonesia di kuartal ke empat Bank Indonesia.

“Sentimen positif ini diharapkan bisa menahan sentimen negatif dari luar,” ucap Ariston.

Menurutnya Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menahan suku bunga acuannya sehingga tingkat rupiah masih menarik bagi para investor. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: ANTARA fixindonesia.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler