Pengamat Pertanian Sebut Masalah Pangan Harus Jadi Prioritas dalam Pemulihan Ekonomi Jabar

- 18 Desember 2020, 10:55 WIB
Pengamat sebut sektor pangan hahru jadi prioritas pemulihan ekonomi di Jawa Barat.
Pengamat sebut sektor pangan hahru jadi prioritas pemulihan ekonomi di Jawa Barat. /Pixabay/Trung Hieu Dang

PR MAJALENGKA - Selama wabah Covid-19 ekonomi di Jawa Barat mengalami penurunan hingga minus 4,08 persen di triwulan III 2020.

Sehingga saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang terus melakukan pemulihan ekonomi.

Pengamat Pertanian, Sarwono Kusumaatmadja menyarakan agar sektor pangan menjadi prioritas utama dalam pemulihan ekonomi di Jawa Barat.

Baca Juga: Sebelum TA, Simak Daftar Artis dan Public Figure yang Terseret Kasus Prostitusi Online, Termasuk HH

Dilansir Majalengka.pikiran-rakyat.com dari laman resmi Pemerintah Jawa Barat, Sarwono mengatakan pengaruh pangan ini bersifat multidimensi.

“Bila kebutuhan pangan terpenuhi, maka semua sektor akan kembali pulih. Jangan mimpi sektor lain akan sukses bila tidak ada makanan,” katanya.

Sarwono mengatakan sektor pertanian bisa menjadi solusi swasembada pangan rakyat Jawa Barat.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Face Shield Bukan Pelindung yang Aman, Tetap Wajib Pakai Masker, Ini Penjelasannya

Ini adalah momentum, lanjut Sarwono, untuk menggalakan kembali program Indonesia Berkebun yang diharapkan warga Jawa Barat minimalnya bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

“Jabar punya peluang mengatasi krisis pangan karena warganya tidak asing dengan pertanian. Jadi, kalau sekarang beberapa negara menurun ekspor pertaniannya, ini menjadi peluang bagi kita untuk bisa memenuhi kebutuhan sendiri, dan kalau mungkin bisa ekspor," ucapnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat mengatakan Jawa Barat masih mengalami defisit beras.

Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Bupati Majalengka Serahkan Bantuan Alat Mesin Pertanian

Dadan merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi di Jawa Barat pada 2020 sebesar 9.172.700 ton gabah kering giling (GKG) atau sebanyak 5.880.618 ton beras.

Sedangkan daya konsumsi warga Jabar sebesar 128 kg perkapita pertahun sehingga untuk memenuhi kebutuhan beras diperlukan 6,4 juta ton.

Menurut Dadan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan agar tahun 2021 produksi padi bisa surplus.

Baca Juga: Update Covid-19 Hari Ini Majalengka Masuk Zona Merah, Pemkab Terapkan Pembatasan Sosial 14 Hari

Sehingga pihaknya membuat program memperluas area tanam baru dengan memanfaatkan lahan miliki Dinas Perkebunan dan Pertanian.

“Targetnya, tanaman padi seluas 2.091.404 hektare dengan produksi 6 ton/hektar," ucapnya.

"Harapannya, akan bisa diproduksi 11.126.830 ton GKG atau setara 7.646.291 ton beras sehingga Jabar surplus 1,2 juta ton di tahun depan,” tambahnya.

Baca Juga: TIPS WhatsApp Cara Melihat Status WA Tanpa Terlihat Pemilik Status, Bisa Kepo Mantan Tanpa Gengsi!

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, Jafar Ismail mengatakan, pola konsumsi masyarakat Jabar kurang beragam, terutama untuk pemenuhan karbohidrat.

“Kita harus mengubah bahwa kenyang itu tidak harus nasi tapi bisa juga dengan ketela, ubi, dan yang lainnya," ujar Jafar.

"Pemda Provinsi Jabar menargetkan dua komoditas untuk dikembangkan yaitu singkong dan kentang sebagai pengganti beras,” pungkasnya.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Jabarprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah