“Beberapa bangunan yang dihancurkan telah disumbangkan sebagai bantuan kemanusiaan." sambungnya.
Baca Juga: Meghan Markle Menyumbang Suara di Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Perwakilan PBB itu pun mengatakan bahwa sejauh tahun 2020 telah ada 689 bangunan dihancurkan di tepi barat termasuk Yerusalem Timur.
Selain itu, hal ini sudah dilakukan sejak 2016 yang menyebabkan 869 warga Palestina kehilangan tempat tinggal.
“Kurangnya izin bangunan yang dikeluarkan Israel biasanya disebut sebagai alasan, meskipun, karena rezim perencanaan yang restriktif dan diskriminatif, warga Palestina hampir tidak pernah bisa mendapatkan izin tersebut," ucap Yvonne sebagaimana dilansir dari MENAFN, 5 November 2020.
Baca Juga: Satu-satunya di Inggris, Toko Khusus Vegan Ini Jual Produk Tradisional Versi Bebas Daging
Yvonne mengatakan bahwa penghancuran dirancang agar warga Palestina meninggalkan tempat tinggalnya.
Hamsa al-Fawqa adalah salah satu dari 38 komunitas Badui dan komunitas penggembala yang berada di dalam zona tembak yang diumumkan Israel.
Hal ini menjadikan Hamsal al-Fawqa yang paling rentan di Tepi Barat dengan akses terbatas ke tempat pelayanan pendidikan dan kesehatan serta infrastruktur utama seperti air, listrik, dan sanitasi.
Baca Juga: Biden Butuh 6 Suara Elektoral untuk Menjadi Presiden, Trump Ajukan Penghitungan Ulang