Menolak Menembak Para Demonstran, Seorang Polisi Myanmar Melarikan Diri ke India

- 10 Maret 2021, 20:25 WIB
Sejak 28 Februari 2021 lalu, hingga kini, situasi Myanmar masih memanas. Kali ini Suster Roza datang dan berlutut di hadapan polisi dan memohon agar mereka berhenti menembak sesuka hati. /Pixabay
Sejak 28 Februari 2021 lalu, hingga kini, situasi Myanmar masih memanas. Kali ini Suster Roza datang dan berlutut di hadapan polisi dan memohon agar mereka berhenti menembak sesuka hati. /Pixabay /

PR MAJALENGKA - Seorang polisi Myanmar bernama Tha Peng diperintahkan menembak para pengunjuk rasa dengan senapan mesin ringan miliknya untuk membubarkan mereka di Kota Khampat, Myanmar pada 27 Februari 2021 lalu.

Tha Peng mengatakan, pagi itu seorang petugas menelepon untuk menanyakan apakah dia telah menembak para pengunjuk rasa. 

Tetapi polisi Myanmar berusia 27 tahun itu menolak, kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri dari kepolisian.

Dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari Channel New Asia, pada 1 Maret 2021, menurut keterangan dari Tha Peng, dia meninggalkan rumah dan keluarganya di Khampat, Myanmar, untuk melakukan perjalanan selama tiga hari.

Perjalanan dilakukan pada malam hari agar terhindar dari deteksi, sebelum melakukan penyeberangan ke negara bagian Mizoram timur laut India.

"Saya tidak punya pilihan," ucap Tha Peng.

Tha Peng mengatakan, sesuai prosedur kepolisian, para pengunjuk rasa harus dihentikan menggunakan peluru karet atau ditembak di bawah lutut.

Tetapi perintah yang diberikan atasan adalah tembak sampai mati.

Dia berbicara melalui penerjemah bahasa dan memberikan sebagian dari namanya untuk melindungi identitasnya.

Tha Peng mengatakan, setidaknya ada enam rekan kepolisian yang tidak mematuhi perintah atasan pada 27 Februari 2021 lalu.

Deskripsi kejadian serupa yang dilaporkan oleh pihak kepolisian Mizoram bahwa pada 1 Maret 2021, terdapat tiga polisi Myanmar lainnya yang menyebrang ke India menurut dokumen interpol.

Dokumen dirilis oleh kepolisian Mizoram dengan memberikan rincian biografi keempat orang polisi tersebut, sekaligus memberikan penjelasan mengapa meraka melarikan diri.

Pernyataan dari keempat polisi Myanmar yang disampaikan oleh kepolisian Mizoram, yaitu ketika pembangkangan sipil demonstran dan unjuk rasa anti kudeta di berbagai tempat, mereka diperintahkan untuk menembak pengunjuk rasa.

Keterangan tambahan menyebutkan bahwa, dalam skenario itu, mereka tidak memiliki nyali sedikitpun untuk menembak sesama rakyat sendiri, apalagi mereka menyuarakan haknya secara damai tanpa kekerasan.

 

Kasus Tha Peng merupakan salah satu kasus pertama yang publikasikan ke media tentang polisi Myanmar yang melarikan diri ke India karena melanggar perintah.

"Di dalam kantor polisi, 90 persennya mendukung para pengunjuk rasa, namun tidak ada pemimpin yang mempersatukan mereka," kata Tha Peng, yang rela meninggalkan istri dan kedua putrinya, salah satunya berumur enam bulan.

The Peng mengatakan, meskipun dia rindu dengan keluarganya, tapi dia takut kembali ke Myanmar.***

 

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x