PR MAJALENGKA - Utusan Afrika saat ini pergi ke Ethiopia untuk memohon perdamaian pada hari Rabu 25 November 2020.
Hal ini dilakukan beberapa jam sebelum ultimatum berakhir bagi pasukan Tigrayan untuk menyerah atau menghadapi serangan di ibu kota wilayah utara yang dikhawatirkan akan memakan banyak korban warga sipil.
Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Reuters, Pemerintah Perdana Menteri Abiy Ahmed menetapkan ultimatum 72 jam pada hari Minggu 22 November 2020 bagi Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) untuk meletakkan senjata atau menghadapi serangan di Mekelle, ibu kota daerah dataran tinggi berpenduduk 500.000 orang.
Baca Juga: 10 Tentara Australia Akan Diberhentikan Terkait Pembunuhan di Afghanistan
Human Rights Watch mengungkapkan, kedua belah pihak harus menghindari bahaya bagi warga sipil.
Peringatan yang diberikan pemerintah tersebut tidak membuat melepas kewajibannya untuk menjaga perlindungan warga sipil saat melakukan operasi militer di daerah perkotaan.
“Kami juga prihatin dengan laporan bahwa TPLF telah mengerahkan pasukannya di daerah padat penduduk. Mereka perlu memastikan keamanan warga sipil di bawah kendali mereka,” katanya.
Baca Juga: Tiongkok Tepis Kritik Paus Francis Terkait Penganiayaan Terhadap Uighur
Ribuan orang diyakini telah tewas dan telah terjadi kerusakan luas akibat pemboman udara dan pertempuran darat sejak perang dimulai pada 4 November lalu.