Bitcoin Mencapai Nilai Tertinggi Sejak 2017

19 November 2020, 11:22 WIB
Bitcoin, Mata Iang Elektronik Merajalela di Tengah Masa Pandemi Covid-19 /tombark/Pixabay

PR MAJALENGKA – Bitcoin pada hari Selasa 17 November, melonjak ke level tertinggi sejak Desember 2017.

Bitcoin melonjak karena kualitas aset sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ekspektasi penerimaan arus utama memikat permintaan kelembagaan dan ritel.

Cryptocurrency terbesar Bitcoin ini dalam hal kapitalisasi pasar naik ke US$17.868 atau sekitar Rp251.063 juta dengan kurs Rp14.051.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 di Jawa Barat per Kamis, 19 November, Kasus Terkonfirmasi Bertambah 365 Orang

Nilai itu merupakan yang tertinggi sejak 20 Desember 2017, dan terakhir naik 6,1 persen pada US$17.760 atau sekitar Rp249.545 juta dengan kurs Rp14.051.

Nilai ini hampir mencapai US$20 ribu di pertengahan Desember 2017, selama hiruk-pikuk pembelian yang didorong oleh investor ritel.

Bitcoin telah naik sekitar 150 persen tahun ini dan menguat sekitar 360 persen dari posisi terendah di bulan Maret.

Baca Juga: Ada Banyak Titik dan Tempat Wisata Baru di Jawa Barat, Ridwan Kamil Akan Lelangkan untuk Investasi

“Didorong oleh campuran struktur pasar dan fundamental yang kuat, bitcoin sekarang dalam beberapa hari mencapai level tertinggi sepanjang masa,” kata Nicholas Pelecanos, dari NEM.

“Yang mendasari tindakan harga bullish ini yaitu, narasi lindung nilai inflasi yang telah merebut Wall Street sejak kampanye cetak uang besar-besaran oleh The Fed awal tahun ini,” ucapnya.

Analis teknis Citi, Tom Fitzpatrick mengatakan dalam catatan bahwa bitcoin dapat naik setinggi US$318 ribu, atau Rp4,4 miliar dengan kurs Rp14.051, berdasarkan grafiknya.

Baca Juga: Kabar Buruk Kasus Aktif Mencapai 70 Pasien Ini Update Kasus Covid-19 di Majalengka per 19 November

Cryptocurrency utama lainnya termasuk ethereum, dan XRP, naik menjadi 4,2 persen menjadi US$479,91 atau Rp6 juta, dan naik 4,5 persen menjadi 30 sen Amerika Serikat.

Bitcoin tahun 2020 telah menarik momentum dari keinginan kuat untuk aset berisiko setelah langkah-langkah stimulus pemerintah dan bank sentral yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Langkah-langkah itu untuk memerangi dampak pandemi covid-19, dan reputasinya sebagai bahan inflasi.

Baca Juga: Apa Itu Rebana Metropolitan? Diprediksi Akan Serap 4,3 Tenaga Kerja di Jawa Barat

Investor, seperti kantor keluarga, yang mengelola uang atas nama individu kaya, telah mencari cryptocurrency sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Para analis mengatakan bahwa langkah itu beralasan karena inflasi di masa depan, mungkin berasal dari stimulus bank sentral.

Pasokan Bitcoin dibatasi hingga 21 juta.

Baca Juga: Benarkah Nasi Merah Lebih Sehat Dibanding Nasi Putih? Inilah Masing-Masing Manfaatnya Bagi Kesehatan

Para pendukung mengatakan kelangkaanya memberikan nilai bawaan dan melindunginya dari kebijakan bank sentral atau pemerintah yang memicu inflasi.

Harapan perusahaan arus utama merangkul bitcoin dan penggunaanya memiliki beberapa alasan.

Salah satunya sebagai alat pembayaran akan menjadi lebih luas dan mendorong pembelian, menurut analis.

Baca Juga: Terbukti 95 Persen Efektif, Pfizer Akhiri Uji Coba Vaksin Covid-19

Bitcoin telah meningkat hampir setengahnya sejak PayPal mengatakan bulan lalu akan membuka jaringannya untuk bitcoin dan cryptocurrency lainnya.

Kepala investasi pendapatan tetal global BlackRock Inc, Rick Rieder, mengatakan aset crypto adalah tambahan yang berguna untuk portofolio yang seimbang. ***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler