India Resmi Masuk Resesi Menyusul Lonjakan Kasus Covid-19

28 November 2020, 13:17 WIB
Suaana di India.* /pixabay.com/Devanath

PR MAJALENGKA - Setelah melakukan lockdown ketat, membuat ekonomi India bertekuk lutut.

Data ekonomi terbaru India menunjukkan tanda-tanda negara itu sedang pemulihan tentatif.

Menurut angka resmi yang dirilis pada hari Jumat 27 November 2020, Produk Domestik Bruto (PDB) India mengalami kontraksi sebesar 7,5 persen pada kuartal kedua periode Juli hingga September.

Baca Juga: Kematian Ilmuwan Nuklir Iran Akan Memicu Konfrontasi di Minggu Terakhir Kepemimpinan Donlad Trump

Angka ini menunjukkan peningkatan dari rekor penurunan kuartal sebelumnya sebesar 23,9 persen.

Dengan pertumbuhan negatif dua kuartal berturut-turut, India kini secara resmi memasuki resesi, meski menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Setelah pembatasan jarak sosial Covid-19 telah berkurang sejak Juni, hal tersebut kembali memulihkan aktivitas ekonomi untuk dilanjutkan.

Baca Juga: Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh Tewas, Iran Tuduh dan Siap Balas Dendam pada Israel

Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Aljazeera, sektor manufaktur mencatat rebound yang sangat kuat, tumbuh 0,6 persen di kuartal kedua, dibandingkan dengan penurunan 39,3 persen di kuartal sebelumnya.

Para pembeli India yang ingin pergi ke toko setelah lockdown dan melakukan aktivitas di rumah juga membantu mendorong pemulihan.

Bulan September menandai dimulainya musim perayaan di India, periode ketika keluarga biasanya membeli pakaian baru dan barang mahal seperti perhiasan.

Baca Juga: Semakin Meningkat, Korea Selatan Catat 500 Kasus Covid-19 Selama Dua Hari Berturut-turut

Menurut Society of Indian Automobile Manufacturers (SIAM), penjualan kendaraan penumpang naik 17 persen pada September ini dibandingkan dengan September tahun lalu.

Meski awal musim perayaan sangat membantu dan membuat orang membelanjakan uang lagi, namun hal itu mungkin memperburuk penyebaran virus Covid-19 di India.

Kasus Covid-19 kembali meningkat pesat di ibu kota negara, New Delhi, dan kota-kota besar lainnya, dengan jumlah total infeksi di India melebihi 9,3 juta dan menmpatkan posisi India tertinggi kedua di dunia.

Baca Juga: Golongan Darah O dan Rhesus Golongan Darah Negatif Kecil Kemungkinan Untuk Tertular Virus Covid-19

Hal ini membuat pemerintah setempat kembali memberlakuan lockdown lokal dan pembatasan perjalanan baru yang menurut para analis akan memperlambat laju pemulihan ekonomi.

Aurodeep Nandi, ekonom India di grup jasa keuangan global Nomura, mengatakan bahwa perekonomian belum tentu dalam mode koreksi otomatis.

“Ada risiko bahwa setelah lonjakan awal konsumsi yang meriah dan terpendam ini berakhir, momentum pertumbuhan akan menghilang,” katanya.

Baca Juga: Perdana Menteri Sudan yang Terpilih Secara Demokratis Dikabarkan Meninggal Dunia Karena Covid-19

Pertumbuhan ekonomi India sudah melambat sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Krisis perbankan yang berlangsung lama dan langkah-langkah stimulus yang tidak memadai telah mengerem laju pertumbuhan ekonomi.

Setelah ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, pertumbuhan India melambat menjadi 4,2 persen pada 2019-2020 level terendah dalam 10 tahun.

Baca Juga: Ultimatum Berakhir, Utusan Afrika Terbang ke Ethiopia Untuk Memohon Perdamaian

Nandi pun menjelaskan, saat ini ekonomi India dalam periode “after-glow” saat keluar dari krisis pandemi Covid-19.

Namun, pihaknya merasakan dampak dari penurunan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler