Kenali 13 Bentuk Gangguan Kesehatan Mental Anak di Sekolah, Depresi hingga Kecemasan

- 2 November 2020, 19:35 WIB
ilustrasi perilaku impulsif.
ilustrasi perilaku impulsif. /PEXELS

PR MAJALENGKA - Dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM), Guru harus paham betul hal-hal yang mengganggu proses KBM. Diantaranya mengenali bentuk-bentuk gangguan kesehatan mental anak di sekolah.

Seperti dikutip dari buku Bimbingan Konseling Kesehatan Mental di Sekolah karya Dr.Dede Rahmat Hidayat, M.Psi dan Herdi, M.Pd, berikut bentuk-bentuk gangguan tersebut:

Pertama, gangguan depresi. Tanda jelas gangguan kesehatan mental ini adalah anak sering merasa sedih berkepanjangan, tidur berlebihan, merasa rendah diri, lesu tak bertenaga.

Baca Juga: 2 Hari Terjebak di Reruntuhan Bangunan Akibat Gempa Turki, Kakek 70 Tahun Ini Berhasil Diselamatkan

Dampak dari gangguan ini ialah motivasi belajar menurun sangkat membuat degradasi prestasi belajar.

Kedua, sindroma ujian nasional (UN). Inilah yang sering dihinggapi siswa kelas akhir pada tingkat satuan pendidikan.

Siswa ada yang panik, khawatir tidak lulus atau sebaliknya ada yang merasa apatis dan santai.

Baca Juga: Pertimbangkan Kembali Jika akan Menggunakan Botol Plastik Sekali Pakai, Efeknya Bisa Berbahaya

Munculnya sindroma UN bukti jelas bahwa UN membebani banyak siswa bahkan sangkat guru dan orang tua siswa.

Dalam kondisi terbebani, siswa tentu merasa kesulitan belajar. Kesulitan belajar mencakup pengertian luas.

Diantaranya yaitu learning disorder, learning disfunction, underachiever, slow learner dan learning disabilities.

Baca Juga: Artisnya Sering Dapat Komentar Jahat, SM Entertainment Lakukan Kerja Sama dengan Firma Hukum

Ketiga, gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan membuat siswa dalam menyikapi hal tertentu dengan rasa takut dan ketakutan, serta dengan indikator fisik seperti detak jantung cepat dan berkeringat.

Keempat, attention defisit hyperactivity disorder (ADHD). Ciri gangguan ini, siswa bermasalah dalam konsentrasi, mudah bosan dan frustasi dengan tugas-tugas.

Tedensi dari mereka ialah bergerak secara terus menerus dan impulsif (bertindak tanpa berpikir dahulu).

Kelima, gangguan perilaku yang mengganggu.

Anak anak yang bermasalah dengan ini seringkali menentang aturan dan sering mengganggu dalam lingkungan terstruktur seperti sekolah.

Keenam, gangguan perkembangan pervasif.

Anak-anak dengan gangguan ini bingung dengan pemikiran mereka dan umumnya memiliki masalah dalam memahami dunia di sekitar mereka.

Baca Juga: Menjadi Penyebab Kekalahan Melawan Arsenal, Pogba: Saya Seharusnya Bisa Lebih Baik di Kotak Penalti

Ketujuh, gangguan makan. Gangguan makan yang intens melibatkan emosi dan sikap, serta perilaku yang tidak biasa dengan berhubungan dengan berat badan dan makanan.

Kedelapan, gangguan eliminasi. Gangguan ini merupakan gangguan yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan pengguanaan kamar mandi.

Kesembilan, gangguan belajar dan komunikasi.

Anak-anak dengan gangguan ini bermasalah dengan penyimpanan dan pengolahan informasi, serta yang berkaitan dengan pikiran dan ide mereka.

Baca Juga: 7 Manfaat Makan Bawang Putih untuk Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Bantu Lindungi Jantung

Kesepuluh, gangguan afektif (suasana hati). Gangguan ini melibatkan perasan kesedihan persisten.

Suasana hati yang cepat berubah, serta termasuk depresi dan gangguan bipolar.

Kesebelas, skizofernia.

Gangguan ini melibatkan persepesi dan pikiran yang terdistorsi.

Kedua belas, gangguan tics, gangguan ini menyebabkan seseorang untuk berbuat yang berulang-ulang, tiba-tiba, spontan (tidak dilakukan pada tujuan), dan sering berarti gerakan dan suara yang disebut tics. ***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Buku "Bimbingan Konseling Kesehatan Mental di Sekolah"


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah