Uninus Bersama ICMI Jabar Gelar FGD Bertema Refleksi dan Perspektif Pendidikan di Jabar

26 September 2023, 20:11 WIB
UNINUS Gelar FGD Bersama ICMI ORWIL Jabar /

BERITAMAJALENGKA - Universitas Islam Nusantara (UNINUS) terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam pengembangan pendidikan pada umumnya dan pendidikan tinggi khususnya di Indonesia, dan Provinsi Jawa Barat.

Sinergi UNINUS kali ini, bekerjasama dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Provinsi Jabar, dengan tema " refleksi dan perspektif pendidikan di Jawa Barat".

Kegiatan yang dikemas dalam Forum Grup Discussion (FGD) ini, digelar di aula lantai 1 Kampus UNINUS Bandung, Selasa 26 September 2023.

Hadir sebagai pembicara FGD yang digagas ICMI Orwil Jabar bersama UNINUS, diantaranya Rektor UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Prof. DR. M. Solehudin, M.Pd., M.A, Anggota DPR RI Sodik Mujahid, Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar, Abdul Hadi Wijaya, Ketua PGRI Jabar, Dede Amar, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Wahyu Mijaya.

Baca Juga: WBP Rutan Kelas I Bandung Juara I Lomba Cerdas Cermat Sadar Hukum Kanwil Kemenkumham Jabar

Acara FGD ini dipandu oleh moderator Prof. DR. H. Heris Hendriana, M.Pd.

Dalam sambutannya, Rektor UNINUS Prof. Obsatar Sinaga menjelaskan bahwa FGD yang digagas bersama ICMI ORWIL Jabar ini sebagai Forum mencari formulasi untuk pendidikan di Jabar yang lebih baik.

"Saya menilai dan melihat tema FGD ini luar biasa sangat gila, gila dalam hal ini harus menjadi referensi pemerintah dalam menjalankan kebijakan di bidang pendidikan di Jabar, " jelas Prof. Obsatar Sinaga, Selasa 26 September 2023.

Prof. Obsatar menambahkan bahwa UNINUS mendukung adanya peningkatan kualitas pendidikan di Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga: WNA Amerika Serikat Yang Tusuk Mertuanya Hingga Tewas, Sempat Mengamuk Rusak Rumah dan Motor Mertuanya

"Dengan FGD ini semoga membuahkan hasil kebijakan yang berpihak kepada masyarakat dalam bidang pendidikan, " jelas Prof. Obi sapaan akrab Rektor UNINUS ini.

Saat ditanya soal regulasi program mandiri di PTN (Perguruan Tinggi Negeri), Prof. Obi menjelaskan bahwa ini terjadi karena jumlah manusia tetap sementara demandnya sesuai dengan jumlah.

"Jadi jika dia daftar di negeri ya lari ke negeri, nanti agak berkurang ke swasta, " jelas Prof. Obi.

Diakui Prof. Obi bahwa PTS diam aja menyikapi soal PTN Program mandiri, itu kan regulasi yang dibuat regulator kementerian.

"Itu logis dan rasional saya kira, " jelasnya.

Prof. Obi melihat bahwa ini salah satu cara kementerian melihat kemampuan PTS.

Baca Juga: Ummi Wahyuni Ketua KPU Jabar Perempuan Pertama, Ini Profilnya

"Saya kira ini satu cara membuat jaring, bahwa universitas swasta yang ga kuat ya tutup aja, " terangnya.

Terkait regulasi tersebut, jika sudah di buat menjadi Undang-Undang itu sah.

"Sah aja jika sudah diundang kan regulasi ini, " paparnya.

Prof.Obi menjelaskan bahwa Di PTN saat ini, ada PTN BH (perguruan tinggi negeri berbadan hukum).

"Itu PTN BH ada kelas mandiri terobosannya itu, itu ga ada dana dari pemerintah, " jelasnya.

Dengan adanya PTN BH tersebut, diakui Prof. Obi bahwa PTS harus meningkatkan kualitas.

"Ini harus dibuktikan, bahwa PTS itu harus berkualitas, dimana mahasiswa nanti datang sendiri, " jelasnya.

Baca Juga: 2 Kecap Legendaris di Majalengka yang Cocok Jadi Oleh-Oleh Saat Berkunjung

Untuk UNINUS sendiri, Prof. Obi mengaku akan terus menerus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di UNINUS.

Prof. Obi sangat menyambut baik, kegiatan FGD yang digagas ICMI ORWIL Jabar bersama UNINUS ini.

"FGD ini digelar salah satunya membahas soal PTN BH tadi, soal itu, dan masalah pendidikan di Jabar. Kebetulan UNINUS miliki kepedulian tentang pendidikan, bersama ICMI yang isinya cendekiawan semua, di ICMI itu isinya siapa saja, tak hanya profesor doktor, kalau dia peduli ke pendidikan berarti cendekia pendidikan, " pungkas Prof.Obi.

Sementara itu menurut Ketua ICMI ORWIL Jabar, Prof. DR. Ir. H. Sutarman, M. Sc, IPU menjelaskan bahwa FGD dengan tema Refleksi dan perspektif pendidikan di Jabar ini agar bagaimana provinsi Jabar meningkatkan kualitas pendidikan.

"Saat ini di Jabar lama sekolah, untuk mencapai 9 tahun belum tercapai, baru sekitar 8,8 tahun. Apalagi untuk sma, itu angka partisipasi kasar masih 70 persen ada 30 persen yang belum menikmati sma dan ini harus dicari solusinya, " jelas Ketua ICMI ORWIL Jabar, Prof. DR. Ir. H. Sutarman, M. Sc, IPU.

ICMI Jabar, menurut Ketua ICMI ORWIL Jabar, Prof. DR. Ir. H. Sutarman, M. Sc, IPU, perlu memberikan rekomendasi melalui hasil FGD ini ke pemerintah provinsi Jabar untuk kebijakan bidang pendidikan kedepannya.

"FGD ini harus menghasilkan bagaimana mengusung visi Jabar juara kedepannya, agar Jabar punya kualitas pendidikan yang baik dan diterima masyarakat, " jelasnya.

Terkait perguruan tinggi saat ini, ICMI Jabar melihat bahwa sekarang PTS (perguruan tinggi swasta) sekarang sedang berbenah dengn peranannya yang sangat besar.

"Dari 4.000 itu mayoritas PTS di Indonesia ini. Jumlah mahasiswa paling tinggi dan banyak, artinya disinilah potensi yang harus ditingkatkan potensi dan kualitasnya, " jelas
Ketua ICMI ORWIL Jabar, Prof. DR. Ir. H. Sutarman, M. Sc, IPU.

Diakuinya, bahwa PTS memiliki peran mencerdaskan kehidupan bangsa, kalau bisa jangan dikompetisikan.

"Saya melihat saat ini belum seimbang, apalagi mengimplementasikan bahwa PTS itu bisa berkualitas. Pemerintah harus berpihak secara berimbang, PTS tak perlu upaya dan bantuan dari pemerintah, harus menjaga sinergitas dengan baik, " jelasnya.

Meski ini domain pemerintah pusat, Icmi Jabar relevan sekali menyuarakan kepentingan PTS ini.

"Tidak apa-apa ,kita usulkan juga ke pemerintah pusat perihal PTS berkualitas ini," pungkasnya.

 

Editor: Arief Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler