Menurut Nadiem menilai, terdapat tantangan yang besar menyangkut kebahasaan terkait isi kampanye.
Untuk itu, strategi Kemendikbud adalah mengubah pesan-pesan itu ke dalam bahasa yang paling dekat dengan masyarakat, yaitu bahasa daerah.
Baca Juga: UPDATE Jumlah Kasus Covid-19 di Indonesia, Rabu 2 Desember 2020 Bertambah 5.533 Jadi 549.508
“Bahasa daerah sebagai bahasa ibu adalah sarana yang dapat mendekatkan pesan secara lebih emosional kepada penuturnya,” ungkap Mendikbud.
Nadiem berharap dengan diterjemahkan ke dalam bahasa daerah, para pendengar tidak hanya merasa lebih dekat tapi juga memahami pesan pedoman tersebut.
Selain itu juga tergerak untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: 7 Tanda Kamu Menjadi Egois Dalam Hubungan, Salah Satunya Berharap Pasangan Berubah
Pada kesempatan tersebut, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyampaikan apresiasi atas terobosan yang dilakukan oleh Kemendikbud.
“Bahasa daerah adalah salah satu cara kita untuk bisa mempercepat sampainya informasi kepada masyarakat,” ucap Doni.
“Mengingat sebagian besar istilah-istilah yang dipakai dalam konteks Covid-19 seringkali merupakan bahasa asing atau serapan dari bahasa asing, seperti “adaptasi”, “asimptomatik”, new normal, dan social distancing,” sambungnya.