Demi Menekan Kasus Positif Covid-19, Presiden Arahkan Pengurangan Libur Akhir Tahun

- 24 November 2020, 18:14 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan, dan Kepala BNPB Doni Monardo berdiskusi sebelum memberikan keterangan pers mengenai hasil Rapat Terbatas membahas Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Senin (23 November 2020) siang, di Jakarta.
Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan, dan Kepala BNPB Doni Monardo berdiskusi sebelum memberikan keterangan pers mengenai hasil Rapat Terbatas membahas Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Senin (23 November 2020) siang, di Jakarta. /setkab.go.id/Humas/Rahmat

PR MAJALENGKA – Presiden Jokowi meminta pengurangan hari libur Natal dan Tahun baru 2021.

Hal tersebut disampaikan Muhadjir Effendy selaku Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Dilansir dari setkab.go.id, Muhadjir Effendy mengatakan bahwa Presiden meminta adanya pengurangan hari libur akhir tahun.

Baca Juga: Harga Minyak Naik 2 Persen Karena Berita Vaksin Covid-19

“Terkait dengan masalah libur (dan) cuti bersama akhir tahun, libur pengganti cuti bersama hari raya Idulfitri," ujar Muhadjir Effendy.

"Bapak Presiden memberikan arahan supaya ada pengurangan-pengurangan,” tambahnya seperti dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari setkab.go.id.

Kepada wartawan, dia pun mengungkapkan jika presiden telah memerintahkan rapat koordinasi antar lembaga membahas libur akhir tahun.

Baca Juga: Selamat! Super Junior Tanda Tangani Kontrak dengan ICM Partners

“Beliau memerintahkan supaya segera ada rapat koordinasi yang dilakukan oleh Kemenko PMK dengan kementerian dan lembaga terkait,” ucapnya.

“Terutama yang berkaitan dengan masalah libur akhir tahun dan pengganti libur cuti bersama Idulfitri,” sambung Muhajdir Effendy.

Selain itu, capaian yang diperoleh pemerintah dalam penanganan Covid-19 diharapkan Presiden dapat dipertahankan serta ditingkatkan.

Baca Juga: Mitos atau Fakta Daun Sirih Sebagai Obat Mata , Hati-hati Malah Sebabkan Mata jadi Terinfeksi

“Jumlah kasus (positif COVID-19) yang kita sekitar 12,78 persen, sementara dunia 28,41 persen. Kemudian angka kesembuhan kita juga mencapai 84,03 persen, sementara kesembuhan rata-rata dunia 69,20 persen,” ucap Muhadjir Effendy.

“Tentu saja ini indikator-indikator yang sangat positif, karena itu Presiden meminta supaya indikator ini dipertahankan dan diupayakan untuk semakin baik,” sambungnya.

Selain itu, Muhadjir Effendy juga mengutip arahan presiden bahwa Menteri Dalam Negeri, Kapolri, dan Kepala Daerah dapat memberikan perhatian terhadap pelaksanaan pilkada serentak.

Baca Juga: Mitos atau Fakta Daun Sirih Sebagai Obat Mata , Hati-hati Malah Sebabkan Mata jadi Terinfeksi

“Kemudian untuk gubernur dan juga pemerintah daerah (kabupaten/kota) terus supaya memperhatikan, melaksanakan keseimbangan antara penanganan COVID-19 dengan pemulihan ekonomi,” ucap Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

“Ini sangat penting, upaya kita untuk terus agar COVID-19 bisa dikendalikan, sementara ekonomi juga bisa segera pulih seperti sedia kala,” sambungnya.

Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya untuk terus melakukan upaya dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Baca Juga: Kementerian Sosial Buka Kuota Baru Penerima Bansos Tunai, Siapa Saja yang Berhak?

“Presiden memberikan arahan agar betul-betul diupayakan hal-hal yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja, pembukaan lapangan kerja, memulihkan kondisi lapangan kerja,” tutur Muhadjir Effendy.

“Kemudian juga meningkatkan konsumsi rumah tangga melalui peningkatan kinerja dari UKM-UKM dan pemerintah harus mendorong terus, terutama di tingkat pemerintah daerah,” tandasnya.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Setkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x