Virus Corona B117 Disebut Lebih Mematikan, Profesor Zubairi Beri Bantahan: Tidak Benar!

5 Maret 2021, 19:28 WIB
Ilustrasi mtasi virus Corona (Covid-19) B117. /Dok. Hallo Media/M. Rifa'i Azhari

PR MAJALENGKA - Indonesia telah mendeteksi adanya varian baru Covid-19 B117.

Meski kasus Covid-19 menurun, namun penemuan virus corona B117 meningkat.

Ternyata varian baru Covid-19 ini memproduksi virus corona lebih banyak.

Baca Juga: Update Covid-19 Jawa Barat: hingga 5 Maret 2021 Akumulasi Covid-19 Sentuh Angka 218.154

Profesor Zubairi Djoerban membantah jika B117 ini disebut penyebaran cepat atau super spreader.

"Jadi, istilah buat B.1.1.7 itu sebagai super spreader tidak tepat. Lebih tepat super shedder, karena virus itu bisa lebih menularkan ke banyak orang," tulisnya seperti dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari akun Twitter @ProfesorZubairi.

Karena produksinya sangat cepat bisa menularkan lebih cepat juga.

Baca Juga: Jangan Pakai Mesin Cuci! Ini Cara Paling Benar Mencuci Bra Menurut Para Ahli

Hal ini menambah beban kapasitas rumah sakit.

Namun, bukan berarti varian baru Covid-19 ini menyebabkan kematian yang lebih banyak.

"Bisa jadi jumlah kasus harian kita bertambah lagi dan rumah sakit juga terkena imbasnya—jika varian ini dominan. Tapi tidak benar akan menyebabkan kematian yang lebih banyak," ujar Profesor Zubairi.

Baca Juga: Setelah Kasus Bullying yang Menimpanya, Aktor Ji Soo Mendaftar Wajib Militer Oktober Mendatang

Ia menggambarkan jika virus corona B117 ini bisa menularkan lebih cepat.

Karena virus corona B117 akan lebih cepat berkembang biak di saluran napas dan jumlahnya akan lebih banyak.

"Yang jelas, dia ini berkembang biak lebih banyak saat numpang hidup di saluran napas manusia. Sehingga, virus ini muncul dengan jumlah lebih banyak juga. Hal itu yang menyebabkan penularannya lebih cepat," tulisnya.

Baca Juga: Rating Ikatan Cinta Capai 48 Persen, Liliana Beri Pujian Khusus untuk Arya Saloka dan Amanda Manopo

Hal ini dibuktikan dengan data di Inggris, beberapa bulan terakhir penambahan kasus baru meningkat hingga 70 persen.

Beruntungnya jika sudah banyak yang divaksin angka penularan juga bisa turun secara signifikan.

"Lihat Inggris. Beberapa bulan terakhir penularannya lebih cepat 70 persen. Tapi, ketika sudah banyak yang divaksinasi, maka angka kasus di sana menurun cukup signifikan," tuturnya menambahkan.

Baca Juga: Hadapi Transformasi Dunia Kerja, Pemerintah Anggarkan Kartu PraKerja hingga Tahun 2022

Namun Profesor Zubairi meminta agar jangan panik, tapi tetap meningkatkan protokol kesehatan.

Tetap waspada namun jangan takut berlebihan pesannya di akhir cuitannya.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Twitter @ProfesorZubairi

Tags

Terkini

Terpopuler