Penyintas Covid-19 Memiliki Risiko Tinggi Terkena Penyakit Mental, Psikiater: Pengaruhi Sistem Saraf

- 11 November 2020, 14:01 WIB
Ilustrasi kesehatan mental
Ilustrasi kesehatan mental /pixabay/tumisu

PR MAJALENGKA - Banyak penyintas Covid-19 cenderung berisiko lebih besar terkena penyakit mental, kata psikiater.

Penelitian menemukan bahwa 20 persen dari mereka yang terinfeksi virus corona didiagnosis dengan gangguan kejiwaan dalam waktu 90 hari.

Kecemasan, depresi, dan insomnia adalah yang gejala paling umum di antara pasien covid-19 yang pulih dalam penelitian itu.

Baca Juga: Antisipasi PHK, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita: Investasi Merupakan Salah Satu Kunci

Penelitian ini membahas masalah kesehatan mental, dan para peneliti juga menemukan risiko demensia yang jauh lebih tinggi, yaitu kondisi gangguan otak.

“Orang-orang khawatir bahwa penyintas Covid-19 akan berisiko lebih besar mengalami kesehatan mental, dan temuan kami menunjukan kemungkinannya,” kata Paul Harrison, Peneliti dan Profesor Psikiatri di Universitas Oxford di Inggris.

Dokter dan ilmuwan di seluruh dunia perlu menyelidiki penyebabnya dan mengidentifikasi perawatan yang cocok untuk penyakit mental setelah Covid-19, kata Harrison.

Baca Juga: Gubernur Ridwan Kamil Terima Audiensi dan Tampung Aspirasi Serikat Pekerja dan Serikat Buruh

Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Aljazeera.com, penelitian dalam jurnal The Lancet Psychiatry, menganalisis catatan kesehatan dari 69 juta orang di Amerika Serikat, termasuk lebih dari 62 ribu orang yang memiliki kasus Covid-19.

Dalam tiga bulan setelah dinyatakan positif Covid-19, satu dari lima orang yang selamat tercatat memiliki diagnosis kecemasan, depresi, atau insomnia untuk pertama kali.

Ini dua kali lebih mungkin dibandingkan dengan kelompok pasien lain pada periode yang sama, kata para peneliti.

Baca Juga: Berencana Liburan ke Luar Negeri? Biar Nggak Kaget, Sebaiknya Pelajari 9 Kebiasaan Berbeda di Dunia

Penelitian ini juga menemukan bahwa orang dengan penyakit mental, 65 persen lebih mungkin didiagnosis dengan Covid-19 daripada mereka yang tidak.

Dua faktor utama dapat menjelaskan kenapa orang cenderung cemas dan menunjukan gejala depresi, menurut penelitian tersebut.

“Virus mungkin secara langsung mempengaruhi otak dalam beberapa hal, mungkin melalui sistem kekebalan yang mengarah pada kesehatan mental,” kata Harrison.

Baca Juga: Berstatus Siaga, Volume Magma Gunung Merapi Saat Ini Diperkirakan Telah Melebihi Tahun 2006

“Tapi yang lebih penting, pengalaman terkena Covid-19 dan diliputi rasa takut serta kekhawatiran yang ditimbulkan oleh virus, mungkin juga menjadi alasan,” ucap Harrison.

Harrison juga mengingatkan pelayanan kesehatan harus siap memberi perawatan, terutama pada pasien psikiatri.

Pakar kesehatan mental lain menambah bukti bahwa Covid-19 dapat mempengaruhi otak dan pikiran, serta meningkatkan risiko berbagai penyakit kejiwaan.

Baca Juga: 5 Manfaat Buah Pir untuk Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Mampu Atasi Konstipasi

Simon Wessely, Profesor Psikiatri di King’s College London, mengatakan temuan bahwa orang dengan gangguan kesehatan mental berisiko lebih tinggi terkena Covid-19.

“Covid-19 memengaruhi sistem saraf pusat, dan mungkin secara langsung meningkatkan gangguan susulan,” katanya. ***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah