Pria Muda Terbunuh Saat Unjuk Rasa, Militer Myanmar Kembali Dapat Tekanan dari Internasional

- 20 Maret 2021, 17:40 WIB
Seorang Pengunjuk Rasa Diamankan oleh Polisi Myanmar.
Seorang Pengunjuk Rasa Diamankan oleh Polisi Myanmar. /Reuters/Stringer

Plakat tersebut bertuliskan pesan "Kita tidak akan pernah berhenti sampai kita mendapat demokrasi" yang dipasang di jalan.

Puluhan pengunjuk rasa saat itu berkumpul di kota kedua, Mandalay, terdapat beberapa pengunjuk rasa mengalami luka-luka ketika sebuah kendaraan menabrak mereka saat polisi menembakkan peluru karet.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 20 Maret 2021: Mama Rosa vs Aldebara, Siapa yang Lebih Dulu Membongkar Rahasia?

Menurut informasi, tidak ada kejelasan mengapa kendaran tersebut menabrak para pengunjuk rasa saat itu.

Diketahui juga ada rangkaian protes oleh pengunjuk rasa di kota-kota, seperti Kyaukme dan Hsipaw di timur laut.

Kemudian ada Kawlin di utara, Hpa-an dan Myawaddy di timur, Labutta di delta sungai Irrawaddy, dan Myeik di selatan serta pusat kota Yay Oo.

Baca Juga: Daftar Zodiak Perempuan yang Paling Cepat Jatuh Cinta, Pisces Ratunya Merayu Lawan Jenis

Sumber lain melaporkan bahwa ratusan orang saat itu berkumpul di kota Monywa dan melakukan pembakaran terhadap konstitusi tahun 2008.

Rancangan konstitusi itu di bawah pengawasan militer untuk membatasi kekuasaan warga sipil terpilih.

Pihak internasional, yang diwakilkan oleh Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk keras tindakan brutal yang dilakukan militer Myanmar dan tindakan itu terus berlanjut.

Halaman:

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah