PR MAJALENGKA - Pengunjuk rasa kembali melakukan protes pada Sabtu, 20 Maret 2021.
Dalam protes itu diketahui seorang pria muda terbunuh dengan cara ditembak di sebuah lingkungan utama Kota Yangon ketika situasi saat itu sedang bergejolak.
Salah satu penduduk melaporkan bahwa jumlah korban tewas sejak kudeta 1 Februari 2021 lalu hingga sekarang menjadi 238 korban jiwa.
Baca Juga: Sinopsis dan Link Drama Korea Vincenzo Episode 9: Kejutan untuk Song Joong Ki, Jeon Yeo Bin Diculik?
Pertikaian yang terjadi antara pengunjuk rasa dan militer yang sebabkan pertumpahan darah dari pihak pengunjuk rasa tidak memadamkan kebencian publik atas penggulingan pemerintah terpilih, Aung San Suu Kyi.
"Kami melakukan protes saat dimana tidak ada polisi dan militer, kemudian kami mendengar mereka datang, kami segera bubar," kata Kyaw Min Htike dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari Reuters.
Htike mengatakan bahwa tidak ingin kehilangan satu pun rekan pengunjuk rasa, dan akan terus melakukan protes semampunya, sampai revolusi dapat mereka raih.
Baca Juga: Sebelum Dinyatakan Positif Covid-19, PSSI Sebut Shin Tae-yong Mengeluh Tak Enak Badan
Ketika malam tiba, beberapa kelompok berkumpul dengan menyalakan sebatang lilin dan plakat.