Pemerintah Malaysia Resmi Blokir Aplikasi Kencan Sugarbook

- 19 Februari 2021, 06:15 WIB
Pemerintah Malaysia resmi blokir aplikasi kencan Sugarbook.*
Pemerintah Malaysia resmi blokir aplikasi kencan Sugarbook.* /Pixabay/amrothman

PR MAJALENGKA - Pemerintah Malaysia resmi memblokir aplikasi kencan Sugarbook.

Aplikasi tersebut menghubungkan para mahasiswa dan mahasiswi yang disebut sugar baby dan terhubung dengan pria kaya atau sugar dady.

Kebanyakan para sugar baby berstatus mahasiswa universitas swasta lokal terkemuka di Malaysia.

Baca Juga: Terkenal Pedas dan Asam, Ternyata Kimchi Memiliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan Tubuh

Maraknya kabar tersebut membuat geram pihak universitas dan dikecam oleh berbagai pihak.

Mereka berharap pemerintah Malaysia bertindak tegas untuk memblokir semua situs dan aplikasi Sugarbook tersebut.

Dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari laman malaymail.com, fakta membuktikan bahwa praktik kencan antara sugar baby dan sugar daddy telah berlangsung lama selama beberapa dekade di Malaysia.

Baca Juga: Beredar Akun Palsu dengan Nama Hyun Bin, Vast Entertainment Beri Peringatan

Para sugar baby melakukannya degan alasan untuk menambah pemasukan mereka selama pandemi Covid-19.

Aktivis hak asasi manusia Datuk Dr. Raj Abdul Karim mengatakan bahwa apa yang dilakukan pria kaya mencari pendamping seorang wanita bukan fenomena baru.

Dr. Raj menambahkan fenomena itu telah ada sejak tahun 1990 ketika dia masih bekerja di Badan Pengembangan Kependudukan dan Keluarga Nasional.

Baca Juga: Sering Mengalami Stres? Inilah 5 Daftar Vitamin dan Suplemen untuk Menghilangkan Gejalanya

Faktor utama yang memicu praktik tersebut karena beban ekonomi masyarakat menengah ke bawah di Malaysia.

Informasi tentang adanya praktik kencan berbasis aplikasi telah lama berhembus sejak awal pandemi Covid-19.

Namun, pemerintah Malaysia terkensan lambat dalam mengusut kasus tersebut.

Baca Juga: SAH! Ghostbusters: Afterlife Mendapat Rating PG-13 untuk Aksi Supernatural

Penyebab lain dari praktik kencan ini adalah karena gaya hidup yang cenderung glamor dan diekspos ke media sosial.

AKibat hal itu, para wanita muda di Malaysia berlomba ingin mencari pendamping pria kaya raya untuk memenuhi ambisi mereka.

Menurut Dr. Raj para sugar baby tidak jauh berbeda seperti seorang pekerja seks komersial dan korban dari perdagangan manusia.

Baca Juga: Polisi Ungkap Hasil Tes Urin dan Jenis Narkotika yang Ditemukan di Rumah Jennifer Jill

Laporan terbaru bahwa situs dan platform aplikasi Sugarbook melonjak hingga empat puluh persen dikarenakan banyaknya mahasiswa yang mendaftar.

Perlu diketahui bahwa tren kencan sugar tidak hanya terjadi di Malaysia saja.

Kencan berbasis aplikasi ini juga banyak ditemui di negara lain seperti Kanada, Amerika Serikat, Filipina, India, Indonesia, dan Singapura.

Baca Juga: Bocoran Draft Pembagian Grup Turnamen PSSI Piala Menpora 2021, Intip Kemungkinan Saingan Persib

Banyaknya protes dari berbagai pihak, Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia akhirnya memblokir aplikasi dan situs web Sugarbook.

Menurut Dr. Raj pemblokiran situs tidak bisa menyelesaikan masalah praktik sugar.

Namun sebaliknya dia menyerukan solusi jangka panjang yang lebih efektif, karena masalah utama tidak hanya pada satu platform aplikasi saja.

Baca Juga: Lebih dari Setahun Bersama, Minhyuk Monsta X, Naeun APRIL, dan Jaehyun NCT akan Tinggalkan Acara Inkigayo

Dr. Raj mengharapkan pada lembaga terkait untuk membuat sebuah program yang mampu menyelidiki situs-situs terlarang yang berbahaya.

Jika ini dibiarkan, wanita akan terus dijadikan sebagai sarana eksploitasi seksual dan pelecahan yang dapat menimbulkan trauma psikologis mendalam.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Malay Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah