Diketahui, ibunya Cullamat merasa kesal pada militer atas pembunuhan itu.
“Dia bukan apa-apa, dia bukan piala untuk diarak untuk propaganda militer. Anda tidak menghormati orang mati, Anda juga tidak menghormati kesedihan keluarga kami,” ungkapnya.
Jevilyn Cullamat, a medical officer and alleged member of the Sandatahang Yunit Pam propaganda Platoon of the NPA’s Guerilla Front 19-Northeastern Regional Committee, died at the hands of the Philippine Army’s 3rd special Forces Battalion. [cont...] pic.twitter.com/QIfk008CPO— Gabriela Youth-Bulacan (@GY_BULACAN) November 30, 2020
Kemarahan meletus ketika Kantor Berita Filipina yang dikelola negara menerbitkan foto di mana tentara pasukan khusus berpose di samping tubuh Cullamat dan beberapa senjata disitanya.
Foto itu kemudian dihapus, tetapi anggota pers membuat salinan dan mengambil screenshot dari gambar tersebut.
Halaman Facebook milik tentara Filipina dan tokoh media yang bersekutu dengan pemerintahan Duterte juga menerbitkan foto-foto yang menunjukkan tubuh wanita muda itu, menarik ribuan komentar yang sebagian besar adalah pendukungnya.
Baca Juga: Arsenal vs Rapid Wina: The Gunners Menang Telak di Emirates Stadium
Pada hari Rabu, Delfin Lorenzana, sekretaris pertahanan Filipina, mengakui dalam sebuah wawancara televisi bahwa apa yang telah dilakukan tentara itu salah.
“Saya tidak menyetujui tindakan itu. Mereka (tentara) seharusnya tidak melakukan itu,” kata Lorenzana kepada jaringan TV CNN Filipina.
Militer membantah tuduhan bahwa mereka telah menodai tubuh Cullamat, dengan mengatakan bahwa foto-foto itu diambil sebagai bukti substansial dari pertemuan yang sah.
Baca Juga: Akhir Tahun Gabut? 8 Drama Korea Terbaru Ini Siap Menemani Waktu Libur Panjangmu