PR MAJALENGKA - Adnan Oktar atau lebih dikenal dengan Harun Yahya divonis hukuman penjara lebih dari 1.000 tahun oleh pengadilan Turki, Senin 11 Januari 2021.
Harun Yahya terbukti melakukan beberapa kejahatan di antaranya membentuk dan memimpin geng kriminal, penipuan dan pelecehan seksual.
Harun Yahya dikenal sebagai pemikir dan penulis buku Islam, pengkhotbah dalam program di saluran televisi milkinya sendiri bernama A9.
Baca Juga: Rizky Billar dan Lesti Bakal Nikah Tahun Ini, Hari Jumat?
Dalam program bincang tentang nilai-nilai islam itu, Harun Yahya berlaku sebagai pembawa acara.
Pada suatu kesempatan, dirinya kerap menari dengan wanita muda yang dia sebut ‘anak kucing’ dan bernyanyi dengan pria muda yang dijuluki ‘singa’.
Dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Reuters, Polisi Istambul menangkap Harun Yahya pada Juli 2018 bersama 77 orang pengikutinya dan ditahan selama persidangan.
Baca Juga: Terlihat Kompak, Ini 5 Persamaan Gisel dan Nobu Hadapi Kasus Video Syur, Tetap Lakukan Nomor 4
Harun Yahya dan 13 anggota dengan pangkat tinggi dari kelompoknya secara total dijatuhi 9.830 tahun dan enam bulan penjara.
Harun Yahya sendiri dijatuhi hukuman penjara 1.075 tahun dan tiga bulan atas 10 dakwaan, hukuman akan berjalan berurutan.
Hingga saat ini, pengadilan Turki masih terus menjatuhkan hukuman untuk persidangan dengan 236 terdakwa yang sebagian besar mengaku tidak bersalah dan menuntut pembebasan.
Baca Juga: Pemain Bulutangkis Indonesia Terlibat Pengaturan Skor, PBSI Siap Bantu Ajukan Banding
Begitu pun dengan Harun Yahya, dia membantah tuduhan jaksa dan menuntut pembebasannya.
Harun Yahya memulai membentuk kelompok pengikutnya sejak akhir tahun 1970-an.
Pada tahun 1990-an kelompoknya mulai menjadi perhatian publik Ketika dia dilaporkan sebagai pemimpin sekte yang terlibat dalam berbagai skandal seks.
Baca Juga: Prediksi Ikatan Cinta Malam Ini: Ledakan Kebohongan Aldebaran dan Elsa
Saluran televisi A9 miliknya mulai mengudara pada tahun 2011, menarik kecaman dari para pemimpin agama di Turki.
Saluran TV tersebut, yang sering didenda oleh pengawas media Turki RTUK, disita oleh negara dan ditutup setelah tindakan keras polisi terhadap kelompoknya.
Menurut situsnya, Harun Yahya telah menulis lebih dari 300 buku, diterjemahkan ke dalam 73 bahasa, termasuk satu di bawah nama pena Harun Yahya di mana dia berpendapat bahwa teori evolusi Darwin adalah akar dari terorisme global.***