Sebuah Penelitian Menunjukkan Vitamin D Gagal Membantu dalam Kasus Pasien Covid-19 yang Parah

28 November 2020, 18:07 WIB
Ilustrasi vitamin D.* /Pexels/Pavel Danilyuk

PR MAJALENGKA – Kadar vitamin D yang rendah telah dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk kasus covid-19 yang parah.

Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Reuters, akan tetapi kadar vitamin D yang tinggi tidak memperbaiki masalah tersebut.

Penelitian ini dilakukan oleh beberapa ahli dan pakar kesehatan di Brazil.

Baca Juga: Tiongkok dan Korea Selatan Setujui Perubahan di Bawah Pemerintahan Amerika Serikat yang Baru

Peningkatan kadar vitamin D pada pasien yang sakit kritis tidak mempersingkat masa tinggal mereka di rumah sakit.

Menurut salah satu dokter di penelitian itu, kadar vitamin D yang meningkat juga tidak menurunkan kemungkinan mereka dipindahkan ke perawatan intensif, membutuhkan ventilasi mekanis, ataupun kematian.

Mereka secara acak memberi vitamin D3 dosis tinggi atau plasebo pada 240 pasien yang dirawat di rumah sakit karena covid-19 parah.

Baca Juga: India Resmi Masuk Resesi Menyusul Lonjakan Kasus Covid-19

Hasilnya, hanya 6,7 persen pasien dalam kelompok vitamin D memiliki tingkat gizi yang kurang, dibandingkan dengan 51,5 persen pasien dalam kelompok plasebo.

Akan tetapi, tidak ada perbedaan dalam hasil, menurut sebuah makalah yang diposting di medRxiv sebelum tinjauan sejawat.

Hal yang sama juga terjadi ketika para peneliti memusatkan perhatian pada 116 pasien dengan kekurangan vitamin D sebelum perawatan.

Baca Juga: Kematian Ilmuwan Nuklir Iran Akan Memicu Konfrontasi di Minggu Terakhir Kepemimpinan Donlad Trump

Para peneliti menjelaskan, hasil terhadap mereka yang menjalani uji coba acak pertama dari jenisnya yang menunjukkan hasil terkait suplementasi vitamin D.

Hasilnya tidak efektif untuk meningkatkan lama perawatan di rumah sakit atau hasil klinis lainnya antara pasien rawat inap dengan covid-19 parah,” tulisnya. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler