Arkeolog Temukan 2 Fosil di bekas Letusan Gunung Vesuvius Kota Pompeii

26 November 2020, 07:30 WIB
Ilustasi Kota Pompeii.* /pixabay.com/DUOTONE

PR MAJALENGKA – Berbicara mengenai Kota Pompeii pasti tidak pernah lepas dari sejarah tentang letusan Gunung Vesuvius meletus sekitar tahun 79 M.

Letusan ini tersebut telah menghancurkan dan menutupi Kota Romawi Kuno.

Baru-baru ini para arkeolog telah menemukan sisa-sisa tubuh manusia yang menjadi batu.

Baca Juga: Suriah Sebut Israel Lancarkan Serangan Udara ke Daerah Damaskus Selatan

Fosil yang ditemukan tersebut sangat terawat dari dua orang yang mati karena letusan Gunung Vesuvius.

Salah satu fosil tersebut memiliki ciri-ciri seperti seorang pria yang memiliki postur tinggi, berusia antara 30 hingga 40 tahunan.

Fosil pria tersebut masih memiliki bekas jubah wol di bawah lehernya.

Baca Juga: Sebanyak 10 Polisi di Jerman Ditangkap Menyusul Penemuan Grup Obrolan neo Nazi

Fosil kedua, berusia 18 hingga 23 tahun, mengenakan tunik dan memiliki sejumlah tulang belakang yang patah.

Hal ini menandakan bahwa dia adalah seorang budak yang melakukan pekerjaan berat.

Sisa-sisa fosil tersebut ditemukan di Civita Giuliana, 700 meter Barat Laut dari Pusat Pompeii kuno, di ruang bawah tanah di area vila besar yang sedang digali.

Baca Juga: Akhirnya Donald Trump Buka Jalan Bagi Joe Biden untuk Jalani Transisi Pemerintahan

Gigi dan tulang fosil pria itu kuat, dan rongga yang ditinggalkan oleh jaringan lunak mereka dibatul dengan plester yang dibiarkan mengeras dan kemudian digali untuk menunjukkan bentuk tubuh mereka.

"Kedua korban ini mungkin mencari perlindungan ketika mereka tersapu arus piroklastik sekitar pukul 9 pagi," kata Direktur Situs Arkeolog, Massimo Osanna yang dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Osanna juga mengatakan, kematian tersebut terjadi akibat sengatan panas dan terbukti dari fosil tangan mereka yang mengepal.

Baca Juga: Pemberian Dosis Pertama Vaksin Covid-19 di Amerika Serikat Direncanakan pada Pertengahan Desember

Kota ini terkubur selama berabad-abad dan ditemukan pada abad ke-16.

Situs arkeolog ini merupakan hal yang penting karena memiliki nilai sejarah kehidupan sosial, ekonomi, agama, dan politik di dunia pada masa kuno. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler