Anggota Parlemen Inggris Sebut Apple dan Amazon Tidak Berperan dalam Proses Daur Ulang Produknya

27 November 2020, 15:21 WIB
Ilustrasi daur ulang.* /pexels/ready made

PR MAJALENGKA – Anggota parlemen Inggris mengatakan, perusahaan raksasa global seperti Amazon dan Apple harus bertanggung jawab terhadap limbah yang dihasilkan oleh mereka.

Amazon dan Apple harus membantu mengumpulkan, mendaur ulang, dan memperbaiki produk mereka guna memotong 155 ribu ton limbah elektronik yang dibuang tiap tahun di Inggris.

Investigasi oleh komite audit lingkungan menemukan Inggris tertinggal dari negara lain dan gagal menciptakan ekonomi sirkular dalam limbah elektronik.

Baca Juga: Xbox Series X Dikabarkan Akan Rilis di Tiongkok Pada Tahun 2021

Dikutip Majalenga.Pikiran-rakyat.com dari The Guardian, Inggris menghasilkan limbah elektronik tertinggi kedua di dunia, setelah Norwegia.

Banyak yang dibuang ke TPA, dibakar atau dibuang ke luar negeri,” tulis anggota parlemen.

“Berdasarkan undang-undang, produsen dan ritel elektronik bertanggung jawab atas limbah ini, namun mereka tidak memenuhi tanggung jawab itu,” tambahnya.

Baca Juga: Produsen Pembuat Produk Apple, Foxconn Akan Memindahkan Produksi ke Vietnam

Secara global, computer smartphone, tablet, dan limbah elektronik lainnya yang dibuang memiliki nilai potensial 62,5 miliar dolar Amerika Serikat setiap tahunnya.

Nilai itu berasal dari logam mulia yang dikandungnya, termasuk emas, perak, tembaga, platinum, dan bahan mentah seperti tungsten dan indium.

Anggota parlemen menuduh ritel online termasuk Amazon dan eBay melakukan freeriding karena mereka tidak dianggap sebagai ritel atau produsen.

Baca Juga: Siap-siap Ganti Kata Sandi, 300.000 Akun Spotify Dikabarkan Telah Diretas

Oleh karena itu, mereka tidak bertanggung jawab secara hukum untuk berkontribusi dalam pengumpulan dan daur ulang limbah elektronik.

Ritel online besar seperti Amazon menghindari memainkan peran mereka dengan tidak mengumpulkan atau mendaur ulang seperti yang dilakukan organisasi lain,” ujar anggota parlemen.

Laporan anggota parlemen itu mengutuk keusangan built-in di banyak produk elektronik yang dengan sengaja memperpendek umur produk.

Baca Juga: Gadget Kesayanganmu Hilang? Jangan Langsung Panik, Lakukan Beberapa Tips Berikut Ini

Penyelidikan anggota parlemen mendengar perusahaan teknologi seperti Apple ditemukan merekatkan dan menyolder komponen internal, membuat perbaikan hampir mustahil.

Anggota parlemen mengungkapkan, konsumen tidak memiliki kendali atas produk yang mereka miliki, mereka tidak dapat mengeluarkan komponen untuk memperbaiki sendiri.

Serta tidak adanya manual akses tentang bagaimana masalah dapat diperbaiki.

Baca Juga: iOS 15 Tak Tersedia untuk Pengguna iPhone 6S dan SE Generasi Pertama

“Sebaliknya, biaya yang diusulkan untuk perbaikan oleh Apple bisa sangat mahal sehingga lebih ekonomis untuk mengganti dengan barang yang baru,” isi laporan itu.

“Perusahaan teknologi harus menciptakan model bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang tak bergantung pada eksploitasi berlebihan terhadap alam dan sumber daya,” tambahnya.

Salah satu isi laporan itu mengharuskan produsen untuk mengumpulkan produk dan membayar daur ulangnya.

Baca Juga: Badan Pengawas Korea Selatan Denda Facebook Sebesar 6,1 Juta Dolar Amerika Serikat Karena Hal Ini

Apple memberi tanggapan terkait hal ini.

“Kami terkejut dengan laporan Komite Audit Lingkungan, yang tidak mencerminkan upaya Apple guna melestarikan sumber daya dan melindungi planet,” imbuhnya.

Apple menyebut, ada banyak pilihan untuk konsumen guna mendaur ulang, mendapatkan perbaikan berkualitas yang aman daripada sebelumnya.

Baca Juga: Waspada! Ahli Keamanan Siber Temukan Ratusan Halaman Palsu Untuk Curi Akun PUBG Mobile Pemain

Mereka menyebut produk terbaru seperti Apple Watch, iPad, dan iPhone semuanya menggunakan bahan daur ulang di seluruh komponen utama.

Mereka akan terus bekerja dengan parlemen dan pemerintah, serta berkomitmen untuk mendukung upaya membuat planet yang sehat bagi generasi berikutnya.

Libby Peake, Kepala Kebijakan Sumber Daya di Green Alliance memaparkan, laporan itu dibuat tepat waktu sebelum musim belanja Natal dimulai.

Baca Juga: Akselerasi Penyediaan Akses Internet di Fasyankes Seluruh Indonesia, Khususnya Daerah 3T

“Lebih penting lagi, mengubah dan memastikan orang dapat membeli produk yang tahan lama serta memiliki hak untuk memperbaikinya,” paparnya.

Amazon juga memberi tanggapan terkait hal ini melalui seorang juru bicara.

“Amazon berkomitmen meminimalkan limbah serta membantu pelanggan untuk menggunakan kembali, memperbaiki dan mendaur ulang produk mereka,” katanya.

Baca Juga: Demi Lancarnya Proyek Satelit Multifungsi SATRIA-1, Kominfo Siapkan 3 Langkah Antisipasi

Mereka juga akan menyediakan berbagai opsi yang bisa diakses dengan mudah lewat situs web Amazon Second Chance.

“Kami telah mendukung daur ulang lebih dari 10 ribu ton limbah elektronik di Inggris selama dekade terakhir,” imbuhnya. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler