Terjun dibidang politik, menjadi salah satu pilihan bagi Oto Iskandardinata dikemudian hari. Dibidang yang satu ini, ia pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Boedi Oetomo cabang Bandung periode 1921-1924. Dan Boedi Oetomo cabang Pekalongan tahun 1924.
Sebelum kemerdekaan, ia pun sempat menjadi salah seorang anggota Volkstaad (semacam DPR) pada tahun 1930-1945. Selama menjadi anggota senatlah, Oto dikenal berani mengkritik kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang dinilai banyak merugikan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, tokoh yang satu ini pernah menduduki jabatan Menteri Negara yang bertugas mempersiapkan terbentuknya BKR (Badan Keamanan Rakyat) dari berbagai laskar rakyat di Indonesia.
Karena keberaniannya, Oto Iskandardinata diibaratkan ayam jantan yang berani bertarung diberbagai palagan. Lambang ayam jantan ini, kala itu disebut Si Jalak Harupat.
"Sebutan Si Jalak Harupat tersebut, diharapkan bisa menginspirasi jiwa para atlet yang tengah bertanding," ucap seorang budayawan sunda asal Kabupaten Bandung yang enggan disebut namanya.
Panitia sayembara kemudian menetapkan, Si Jalak Harupat menjadi nama resmi stadion yang berdiri di Kabupaten Bandung. Dan tidak lama kemudian, sekitar pertengahan tahun 2005, Ketua KONI waktu itu H. Agum Gumelar meresmikan Stadion Si Jalak Harupat.
Tigabelas tahun berlalu, nama Si Jalak Harupat kian berkibar di persada nusantara. Menyusul digunakannya stadion tersebut sebagai tempat berlangsungnya pertandingan sepakbola tingkat nasional.
Mengingat keamanan bangunannya yang sudah teruji, Si Jalak Harupat terpilih menjadi lokasi pembukaan turnamen sepakbola 'Bhayangkara Cup 2016' yang dibuka langsung Presiden Joko Widodo.
Beberapa wakti lalu, stadion sepak bola kebanggaan masyarakat kabupaten Bandung ini tenfah menjalankan sejumlah renovasi dalam menyambut perhelatan piala dunia U-20 yang dimana Indoneaia kala itu ditunjuk aebagai tuan rumahnya.