Siap Sambut Penyelenggaraan Piala Dunia U 17, Ini Perjalanan Sejarah Stadion Si Jalak Harupat

- 12 Juli 2023, 00:30 WIB
Kondisi Stadion Si Jalak Harupat Pasca Perbaikan
Kondisi Stadion Si Jalak Harupat Pasca Perbaikan /Rian S Putra/

Lahan sawah seluas ± 6 Ha milik penduduk setempat, akhirnya dibebaskan dengan uang ganti yang menguntungkan. Uang ganti tersebut, sebagian besar dibelikan lagi lahan sawah di daerah lain yang lebih luas.

Pada awal Januari tahun 2005, bangunan stadion selesai dibuat dan nyaris tanpa hambatan. Seiring dengan rampungnya pembangunan stadion tersebut, munculah pertanyaan mengenai nama stadion.

Baca Juga: Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono Klaim Tarif Tol Cisumdawu Jaih Lebih Murah Dari yang Lainnya

Tanpa menunggu waktu lama, segera dibentuk panitia sayembara penamaan stadion yang terdiri unsur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, BPID (Badan Pengembangan Informasi Daerah), Dispertasih (Kimtawil-waktu itu) serta sejumlah unsur dinas lainnya.

Panitia sayembara kala itu mensyaratkan kepada calon peserta, agar nama yang diajukan ke panitia bukan nama orang, belum pernah digunakan di daerah lain, bersifat kedaerahan dan yang lebih penting nama itu harus mencerminkan lambang keberanian, gagah, pantang menyerah dan selalu menang sesuai dengan spirit olahraga.

Sayembara akhirnya disebar ke 45 kecamatan di Kabupaten Bandung (catatan : Kabupaten Bandung Barat belum lahir). Sayembara dalam bentuk pamflet akhirnya ditempel disejumlah pasar, terminal, pertokoan dan perkantoran. Dengan harapan untuk menjaring para pengusul nama.

Untuk menentukan pemenang, panitia sayembara mengundang sejumlah tokoh perguruan tinggi mulai dari Unpad, Unpas, ITB dan Paguyuban Pasundan. Tugas mereka yakni untuk menyeleksi nama yang masuk disamping melakukan wawancara dengan si pengusul nama, cara ini ditempuh agar terhindar dari unsur subyektifitas.

Dari ribuan nama yang muncul, terselip nama 'Si Jalak Harupat' yang diusulkan oleh salah seorang reporter radio swasta di Bandung, Kang Purnawan. Menurutnya, Si Jalak Harupat merupakan sebutan bagi pahlawan nasional Rd. Oto Iskandardinata karena keberaniannya mengkritik pemerintah Belanda yang menjajah Indonesia.

Baca Juga: Transaksi di Shopee Live Meningkat 12 Kali Lipat di Puncak 7.7 Live Bombastis Sale

Oto Iskandardinata lahir di Bojongsoang Kabupaten Bandung, 31 Maret 1897. Selepas menjadi guru di HIS Banjarnegara Jawa Tengah, Oto pernah mengajar di HIS bersubsidi dan perkumpulan perguruan rakyat di Bandung.

Halaman:

Editor: Rian S. Putra

Sumber: bandungkab.bps.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah