Karena itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan himbauan kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang signifikan.
Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Jurnalpresisi.Pikiran-rakyat.com, fenomena La Nina ini biasa terjadi ketika memasuka musim peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.
Baca Juga: Hadiri KTT ke-11 ASEAN-PBB, Presiden Jokowi Berharap PBB Mampu Penuhi Akses Obat dan Vaksin
Dalam keadaan tersebut mengakibatkan, angin permukaan di seluruh Pasifik akan mengalami perbedaan suhu dengan permukaan Samudra Pasifik.
Di Indonesia gerakan udara meningkat dan tekanan permukaan lebih rendah.
Ada banyak gerakan udara di atas perairan yang lebih dingin suhunya pada Pasifik tengah dan timur.
Baca Juga: Kabar Baik, Vaksin Milik Moderna Efektif 94,5 Persen Mencegah Covid-19
Dengan kehadiran La Nina, sejumlah daerah di Indonesia mengalami kenaikan curah hujan yang signifikan.
Petugas Prakirawan BMKG, Andini Ganiswari menyampaikan kalau anomali iklim La Nina yang terjadi disebabkan adanya penyimpangan suhu permukaan laut Samudra Pasifik tengah dan timur.
Dimana suhunya lebih rendah daripada kondisi normalnya.