Aceh Tunda Kerjasama dengan Institut Prancis hingga MUI Ajak Boikot Produk Prancis

- 3 November 2020, 10:59 WIB
Tangkapan layar video pegawai toko menarik produk Prancis dari rak
Tangkapan layar video pegawai toko menarik produk Prancis dari rak /Istimewa/

PR MAJALENGKA - Seruan Boikot Produk Prancis tengah meluas di Indonesia, bahkan di dunia, ini merupakan buntut dari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron, atas penghinaan kepada agama Islam.

Dikutip PR Majalengka dari Antaranews, hal tersebut berdampak juga ke Pemerintah Aceh, yang secara tegas menunda kerjasamanya dengan Institut asal Prancis, hal tersebut merupakan bagian dari kecaman pemerintah terhadap pernyataan Macron.

“Penundaan kerjasama ini sebagai sikap protes, bentuk keberatan pemerintah bersama seluruh masyarakat Aceh kepada pemerintah Prancis yang telah mendiskreditkan islam,” ujar Plt Gubernur Aceh , Nova Iriansyah di Banda Aceh.

Baca Juga: Serangan Penembakan Teroris di Vienna, Austria Sebabkan Sedikitnya Satu Korban Tewas & 15 Orang Luka

Dirinya menjelaskan sikap Presiden Prancis yang mengatakan bahwa Islam sedang mengalami krisis di dunia dan mendukung penerbitan kembali Majalah Charlie Hebdo yang berisi kartun Nabi Muhammad SAW, dengan alasan kebebasan dalam berpendapat.

Dirinya mengatakan hal tersebut di kecam dan tidak dapat dibenarkan, pernyataan tersebut telah melukai hati 2 miliar lebih umat Islam di seluruh dunia.

“Pemerintah Aceh mengecam keras atas pernyataan dan sikap Macron, kami minta Presiden Prancis dapat mencabut kembali pernyataannya dan meminta maaf kepada umat muslim di seluruh dunia” ujarnya.

Baca Juga: Acara bertajuk ‘One More Thing’ Digelar Apple Pekan Depan, Siap Luncurkan Macbook Terbaru?

Awalnya kerjasama antara Pemerintah Aceh dan Institut Prancis dilakukan terkait pendidikan dan kebudayaan milik Prancis di kedutaan Besar Prancis di Jakarta.

Syaridin selaku Kepala BPSDM Aceh menambahkan, ”Benar, atas instruksi pak PLT Gubernur, kerjasama ini kita tunda dulu. Ini bentuk sikap Protes Pemerintah Aceh kepada Pemerintah Prancis,” ujarnya.

Beliau mengatakan kesepakatan MoU sudah ditandatangani oleh Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah dengan Institut perancis, pada tanggal 14 Juli lalu.

Baca Juga: Ajax Ditinggalkan Sebelas Pemain, Dikabarkan Semuanya Positif Covid-19

Rencananya dalam kerjasama tersebut aceh akan mengirimkan mahasiswanya untuk melakukan studi ke Prancis, dan pelaksanaannya akan dilaksanakan akhir tahun ini.

“Untuk sementara akan ditunda pelaksanaannya atau dibatalkan untuk saat ini,” ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengajak untuk melakukan pemboikotan terhadap produk Prancis, seiring Presiden Emmanuel Macron yang masih bersikeras tidak mau meminta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga: Tampil Memikat dalam Foto Konsep Individu untuk Album BE, Jimin Jadi Trending Topic dalam 5 Menit

“Memboikot semua produk yang berasal dari negara Prancis serta mendesak kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan tekanan dan peringatan keras kepada Pemerintah Prancis,” ujar Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi.

Beliau juga mengatakan agar Pemerintah Indonesia menarik Duta Besarnya di prancis, hingga Presiden Macron meminta maaf kepada seluruh umat muslim di dunia.

Dirinya menambahkan, umat Islam tidak ingin mencari musuh tetapi hanya ingin hidup damai dan saling berdampingan.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah