Erupsi Gunung Merapi terbesar yang pernah terjadi adalah pada tahun 1006, yang diduga menyebabkan runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno dan penguburan Candi Borobudur oleh Abu Vulkanik.
Sedangkan erupsi yang terjadi pada tahun 2023 ini, menyebabkan hujan abu dan guguran lava yang mengancam permukiman di sekitarnya.
Sementara itu, Gunung Marapi juga memiliki catatan sejarah erupsi yang cukup panjang, sejak abad ke-18. Gunung ini telah meletus sebanyak 56 kali dengan tingkat kekerasan yang bervariasi, mulai dari VEI 1 hingga VEI 4.
Erupsi terbesar yang pernah terjadi di Gunung Marapi adalah pada tahun 1830, yang menyebabkan awan panas dan hujan abu yang mencapai jarak 100 kilometer dari puncak.
Sedangkan pada tahun 2023 ini, erupsi Gunung Marapi menyebabkan 75 pendaki terjebak dan 11 di antaranya meninggal dunia.
Baca Juga: Ceramah Ustadzah Oki Setiana Dewi, Kisah Tentang Abdurrahman bin Auf Sahabat Rasul yang Mulia
Aktivitas Vulkanik
Gunung Merapi memiliki aktivitas vulkanik yang sangat tinggi, dan merupakan salah satu gunung api teraktif di dunia.
Gunung Merapi biasanya meletus dengan interval waktu yang cukup singkat, yakni antara 2 hingga 5 tahun.
Gunung ini cenderung meletus dengan tipe plinian, yaitu semburan abu yang sangat tinggi dan kuat sehingga dapat menciptakan awan panas dan lahar. Namun, gunung ini juga pernah meletus dengan tipe efusif, yaitu aliran lava yang tidak terlalu cepat dan panas.