Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Haryono bergabung dalam TKR sebagai Mayor. Ia pandai berbahasa Belanda sehingga terlibat dalam perundingan antara Indonesia dan Belanda atau Inggris.
Haryono juga pernah menjabar sebagai sekretaris delegasi RI dan Sekretaris Dewan Pertahanan Negara.
Ia kemudian diangkat menjadi Wakil Tetap di Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata.
Saat Konferensi Meja Bundar (KMB), Haryono bertugas sebagai Sekretaris Delegasi Militer Indonesia, kemudian diangkat menjadi Atase Militer RI untuk Belanda pada tahun 1950.
Pada tahun 1964, Haryono menjadi Direktur Intendans dan Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat.
Baca Juga: Kronologi Persitiwa dan Tujuan G30S/PKI Serta Tujuh Jenderal yang Menjadi Korban
Mayjen S Parman
Mayjen S Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1918. Ia bekerja sebagai Jawatan Kenpeitai selama masa pendudukan Jepang. Bahkan, sempat dikirim ke Jepang untuk memperdalam ilmu intelijen pada Kenpei Kasya Butai.
Setelah kemerdekaan Indonesia, S Parman diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara di Yogyakarta.
Kemudian, pada bulan Desember 1949 diangkat sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya.