Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), Kasimo menjabat sebagai wakil Republik Indonesia dan kemudian sesudah RIS dilebur sebagai anggota DPR.
Kasimo meneguhkan pendiriannya untuk menolak gagasan Nasakom yang ditawarkan oleh Bung Karno saat itu.
Ia juga menolak kabinet yang dicetus Soekarno dan terdiri dari empat partai pemenang pemilu 1955, yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI.
Baca Juga: Update Harga Emas Pegadaian, Antam Stabil UBS Naik Dijual Mulai dari Rp 511.000
Saat itu Masyumi dan Partai Katolik Indonesia adalah yang satu-satunya menolak bekerja sama dengan PKI di kabinet.
Kasimo meninggal pada Jum’at Kliwon, 1 Agustus 1986 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Atas jasa-jasa dan perjuangannya, Kasimo diberikan anugerah Bintang Ordo Gregorius Agung dari Paus Yohanes Paulus II dan diangkat menjadi Ksatria Komandator Golongan Sipil dari Ordo Gregorius Agung.
Sementara itu oleh pemerintah Indonesia, ia kemudian diangkat menjadi Pahlawan Nasional.***