RS Rujukan Covid-19 Penuh hingga Mertua Meninggal, Keluarga Korban: Kenapa Gak Ada yang Bisa Nolong?

- 28 Januari 2021, 10:52 WIB
Evi Dhevi Tyo bercerita mertuanya yang tidak mendapatkan perawatan intensif Covid-19 sebelum meninggal.
Evi Dhevi Tyo bercerita mertuanya yang tidak mendapatkan perawatan intensif Covid-19 sebelum meninggal. /Tangkap Layar Youtube.com/Najwa Shihab

PR MAJALENGKA – Evi Dhevi Tyo menceritakan kronologi mertuanya tidak mendapatkan kamar ICU di rumah sakit hingga meninggal dunia.

Dilansir Majalengka.pikiran-rakyat.com dari kanal Youtube Najwa Shihab, kisah Budi Susatyo asal Tangerang Selatan yang meninggal karena Covid-19 dan tidak sempat mendapatkan perawatan dituturkan oleh sang menantu, Evi Dhevi Tyo.

Awalnya Evi Dhevi Tyo bercerita jika dalam satu rumah terdapat empat orang yang terpapar Covid-19.

Baca Juga: Konflik Andin dan Aldebaran Makin Rumit, Ini 5 Pesan Terselubung dari Sinetron Ikatan Cinta

“Hanya papa saja yang memang karena ada batuk, karena batuknya juga agak keras, memang bukan OTG jadinya kita khawatir banget,” ujar Evi dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari kanal Youtube Najwa Shihab.

Evi dan keluarga mencoba menghubungi Satgas Covid-19 agar mertuanya mendapatkan fasilitas rumah sakit, tetapi tetap disarankan di rumah karena rumah sakit dikabarkan penuh.

“Papa kita udah lemes banget, dan memang sebelumnya kita udah minta tolong ke Satgas karena memang kita ini butuh banget, papa kita untuk segera dikasih oksigen gitu,” ucap Evi.

Baca Juga: Sudah Divaksin Apa Masih Bisa Kena Covid-19? Simak Penjelasan Kementerian Kesehatan

Evi menuturkan awalnya telah berkoordinasi dengan Satgas dan RT setempat lalu diberikan solusi mertuanya agar dibawa ke puskesmas.

“Puskesmas kecil, gada apa-apa, cuman ada tabung oksigen, sama infus aja,” tuturnya.

Melihat fasilitas yang tidak memadai, Evi mencoba untuk menelpon beberapa rumah sakit dengan harapan mertuanya mendapatkan tempat disana.

Baca Juga: WandaVision: Mengenal Wiccan dan Speed, Anak Kembar Wanda yang Lahir di Episode 3

“Bahkan putra bungsu papa yang ada di kedinasan, luar negeri itu dia telfon ke seluruh koleganya,” ucap Evi.

Berharap bantuan dari anggota keluarga lain karena dirumah tersebut hanya Evi dan anaknya yang tidak terpapar Covid-19.

Evi juga mengaku jika telah mencoba menghubungi sekitar 30 rumah sakit.

Baca Juga: Lowongan Pekerjaan Kemenkominfo RI, Lulusan Baru Bisa Mendaftar

“Dari satu itu, ada juga yang waiting list, papa saya dapat nomor 22,” tuturnya.

Evi dan keluarganya coba untuk terus mencari ketersediaan rumah sakit sementara keadaan mertuanya tidak kunjung membaik.

Bahkan Evi mengaku heran terdapat rumah sakit rujukan tetapi bilang tidak mempunyai ruang ICU.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Man Utd vs Sheffield Utd, Ole Gunnar Solskjaer: Wasit Memberikan Keputusan yang Buruk

“Sedangkan di internet saya cari, memang itu rumah sakit rujukan,” tutur Evi.

Evi mengaku bersedia membayar biaya rumah sakit agar mertuanya mendapatkan perawatan intensif.

“Apapun bisa saja jual gapapa, apapun bisa saya korbankan, asalkan papa saya bisa masuk ICU,” ucapnya.

Baca Juga: 8 Momen Kontak Mata V BTS dengan Penggemar Paling Fatal, Nomor 7 Bikin Jantungan!

Evi intens berkomunikasi dengan dokter puskesmas yang menangani mertuanya, bahkan mencoba bantu cari rumah sakit juga.

“Yang saya sesalkan adalah kenapa yang lain bisa, sedangkan masyarakat biasa seperti saya ini gak bisa masuk,” ucapnya.

Sedangkan Evi mengatakan pejabat dan beberapa tokoh lainnya bisa mendapatkan akses fasilitas yang maksimal jika dilihat dari layar kaca.

“Papa mertuaku ini sudah mengabdi sama negara itu selama 35 tahun lebih, tapi kenapa ketika dia sakit kita minta tolong ke negara, bahkan ke rumah sakit negara, kenapa gak ada yang bisa nolong?,” ujar Evi terheran-heran.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: YouTube Najwa Shihab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x