Memilukan, Menkeu Ungkap Jumlah Pengangguran di Indonesia Membludak Seiring Dampak Covid -19

- 24 November 2020, 23:13 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat mendampingi Presiden menghadiri KTT G20 dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat./
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat mendampingi Presiden menghadiri KTT G20 dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat./ / instagram.com/@smindrawati/instagram.com/@smindrawati

PR MAJALENGKA - Semenjak mewabahnya pandemi covid-19, jumlah pengangguran di Indonesia bertambah 2,67 juta orang.

Ini merupakan sesuatu yang memilukan bagi suatu negara.

Hal itu diungkap langsung Sri Mulyani Indrawati, selaku Menteri Keuangan (Menkeu) RI, saat ia melakukan konferensi pers APBN KiTa pada Senin, 24 November 2020 di Jakarta.

Baca Juga: 12 Alasan Tidak Baik Menyimpan Dendam, Salah Satunya Menyakiti Diri Sendiri

Penambahan 2,67 juta orang tersebut, yakni dari 7,1 juta orang menjadi 9,77 juta orang atau dari 5,23 persen ke 7,07 persen.

“Tingkat pengangguran ini, kalau kita lihat tambahan pengangguran akibat adanya Covid -19 adalah 2,67 juta orang,” kata Menkeu Sri Mulyani dilansir Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Antara News.

Menurut Sri Mulyani, selama periode Agustus 2019 hingga Agustus 2020 juga terdapat tambahan angkatan kerja baru yaitu 2,36 juta orang.

Baca Juga: Kunci Gitar Lagu Tanpa Batas Waktu, Sondtrack Sinetron Ikatan Cinta Yang Fenomenal

Dibalik terdapatnya kenaikan angkatan kerja, ada pula penurunan lapangan kerja yang muncul oleh adanya covid-19 yaitu sebesar 0,31 juta.

Ia menguraikan dari 29,12 juta angkatan kerja yang terdampak covid-19, sebanyak 2,56 juta orang merupakan pengangguran.

Lalu 0,7 juta orang bukan angkatan kerja, 1,77 juta orang sementara tidak bekerja, dan 24 juta orang bekerja namun dengan jam kerja yang dikurangi.

Baca Juga: Bagi Para Wanita, Jangan Buru-buru Menikah Sebelum Lakukan 8 Hal Ini Termasuk Travelling

Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani beserta para jajarannya.

“Jadi tentu ini akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka. Ini tantangan yang harus kita selesaikan,” ucap Sri Mulyani.

Sementara dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Jurnal Gaya, ia menjelaskan jumlah pengangguran yang bertambah berimplikasi pada berkurangnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: 5 Cerita Unik Aktris dan Aktor Mendapatkan Perannya, Termasuk Chris Hemsworth yang Terpaksa Bohong

Penurunan kesejahteraan itu tercermin dari angka yang sebetulnya mencapai 10,69 persen, namun dengan tersalurnya bantuan sosial maka berkurang menjadi 9,69 persen.

“Adanya perlindungan sosial maka kita bisa menurunkan dampak buruk dari yang seharusnya 10,96 persen menjadi 9,69 persen. Ini lebih rendah 1,5 persen. Itu suatu angka yang cukup signifikan,” kata Menteri Keuangan.

Tak hanya itu, ia mengatakan tingkat kesejahteraan yang menurun pun tergambar dari tak sedikitnya masyarakat yang saat ini beralih dari sektor formal ke informal, yaitu dari angka 44,12 persen turun menjadi 39,53 persen.

Baca Juga: Strategi Rem-Gas Diingatkan Presiden dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

“Mereka kemudian menjadi pekerja di sektor informal sehingga pekerja di sektor informal naik dari 55,8 persen menjadi 60,4 persen,” jelas Sri Mulyani.

Sebagai tambahan, yang dimaksud beralihnya pekerja ke sektor informal adalah mereka yang beralih profesi menjadi seorang pedagang logistik, petani hydroponik dan lain sebagainya.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: ANTARA Jurnal Gaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah