PR MAJALENGKA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berbicara terkait penolakan vaksin di masyarakat.
Seperti yang telah diketahui jika Budi Gunadi Sadikin selaku Menkes sedang memimpin Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mendistribusikan vaksin ke seluruh pelosok Indonesia.
Kini vaksinasi di Indonesia telah masuk tahap kedua yang memprioritaskan salah satunya lansia.
Baca Juga: 6 Fakta Rendi Jhon Pratama, Pemeran Ricky di Ikatan Cinta yang Meresahkan Penonton
Sementara itu, sebagian kecil masyarakat menyatakan penolakannya terhadap vaksin.
Menkes berpendapat jika penolakan vaksin yang ada di masyarakat akan berangsur menghilang.
“Kalo pengalaman saya, orang nolak itu ada masanya,” tuturnya dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari Youtube Deddy Corbuzier.
Baca Juga: The Falcon and the Winter Soldier: Emily VanCamp Ungkap Hubungan Sharon Carter dan Steve Rogers
Menkes mencontohkan salah satu pejabat yang awalnya menolak vaksinasi, tetapi tiga bulan kemudian mengaku telah disuntik vaksin.
“Yang penting saudaranya dia, lingkungannya divaksin, kan dia aneh sendiri,” tutur Menkes.
Menkes menuturkan jika orang yang menolak vaksin karena takut dampaknya, sementara yang ingin mendapatkan vaksin lebih banyak.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun yang ke-9, EXO Beri Kejutan Penggemar dengan Spoiler Comeback Terbaru Mereka
Oleh karena itu, Menkes lebih memilih untuk tetap mengadakan vaksinasi walaupun terdapat sebagian masyarakat yang menolak.
“Saudara saya divaksin nih, orang tua saya divaksin, artinya mereka (orang yang sebelumnya menolak vaksin) divaksin juga,” ucap Menkes.
Salah satu cara untuk terbebas dari Covid-19 yakni melakukan vaksinasi, tetapi Menkes mengakui jika ada negara yang berhasil mengontrol virus Corona padahal belum mendapatkan vaksin.
“Karena ada negara-negara lain yang gak pake vaksin tapi pandeminya juga bisa terkontrol,” ujar Menkes.
Sementara Indonesia tidak bisa melakukan hal serupa karena disiplin masyarakatnya yang kurang.
“Orang Indonesia disiplinnya susah banget, makannya emang perlu divaksin,” kata Menkes.***