Korban Tewas Akibat Badai Vamco Bertambah, Mamba: Banjir Terparah Dalam 45 Tahun

- 16 November 2020, 10:48 WIB
Bencana Topan Vamco di Filipina juga sebabkan banjir.
Bencana Topan Vamco di Filipina juga sebabkan banjir. /MB

PR MAJALENGKA – Menurut Badan Manajemen Bencana Nasional Filipina pada Minggu, 15 November 2020

Korban tewas akibat badai paling mematikan yang melanda Filipina bertambah menjadi 67 orang dengan 12 orang masih dinyatakan hilang.

Dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Aljazeera, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dijadwalkan mengunjungi provinsi Tuguegarao utara untuk meninjau situasi terkini di wilayah Lembah Cagayan.

Baca Juga: 7 Cara agar Selalu Merasa Bahagia Setiap Hari, Salah Satunya Bersyukur dengan Hal Kecil

Menurut Mark Timbal, juru bicara badan bencana hingga Minggu 15 November 2020, di Cagayan telah tercatat korban tewas akibat badai sebanyak 22 orang.

Di Provinsi Luzon selatan sebanyak 17 orang tewas, 8 orang di Manila, 20 orang di dua wilayah lainnya, dan 21 orang mengalami luka-luka.

Menurut Palang Merah Internasional, sejauh ini mereka telah menyelamatkan 47.000 warga namun masih banyak pula yang masih terjebak di kawasan yang terkena banjir.

Baca Juga: 5 Penyebab Perut Buncit Selain Obesitas, Kurang tidur Juga Bisa Jadi Salah Satu Sebabnya

“Tim kami segera mencari warga yang masih terjebak (banjir) dan menyelamatkan orang-orang yang terpaksa bermalam di atas atap mereka,” ujar Richard Gordon, Ketua Palang Merah Filipina.

Gordon pun mengatakan bahwa banjir kali ini merupakan bencana terburuk yang pernah ia lihat di Cagayan selama 40 tahun terakhir.

Bukan hanya menelan korban jiwa, banjir ini mengakibatkan komoditas pertanian menjadi rusak dan mengalami kerugian sekira 1.2 miliar peso atau sekira Rp353 miliar.

Baca Juga: Manager Tottenham Hotspur Mendapat Larangan Satu Pertandingan Eropa

Infrastruktur pun mengalami kerusakan yang diperkirakan mencapai 470 juta peso atau sekitar Rp137 miliar dan 26.000 rumah mengalami kerusakan.

Cagayan dilanda banjir setelah badai Vamco menghantam kawasan tersebut dan menyebabkan hujan di sebagian besar pulau utama Luzon, termasuk ibu kota, metropolitan Manila.

Banjir yang menerjang Filipina disebabkan dari akumulasi efek gangguan cuaca sebelumnya, serta air dari bendungan dan dataran yang lebih tinggi.

Baca Juga: BLT Tenaga Pengajar Non PNS akan Disalurkan, Berikut Langkah-langkah Mendapatkannya

Sehingga warga yang belum sempat mengevakuasi, naik ke atap rumah untuk menyelamatkan diri dari banjir yang menggenang hingga setinggi dua lantai rumah.

Dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Reuters, Gubernur Cagayan, Manuel Mamba menyesali adanya operasi penebangan yang dilakukan di Cagayan sehingga menyebabkan hutan menjadi gundul dan akibatnya banjir menggenang kawasan tersebut.

“Ini adalah banjir terparah yang kami alami dalam 45 tahun terakhir,” ujar Mamba.

Baca Juga: Ihwal Reuni 212, Pimpinan Ponpes Buntet Cirebon: Sebaiknya Ditunda Dulu

Duterte mengatakan bahwa pihaknya selalu membicarakan mengenai penebangan dan penambangan liar tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan.

Vamco merupakan badai ke-21 yang menerjang Filipina tahun ini setelah Badai Goni yang juga melanda Filipina yang menyebabkan hujan lebat, banjir, dan menewaskan banyak orang.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Reuters Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah