Kisah Psikolog Sembuh dari Covid-19, Ini Tips Agar Cepat Pulih: Jujur itu Setengah Menuju Kesembuhan

- 1 November 2020, 18:42 WIB
Ilustrasi pasien Covid-19*/
Ilustrasi pasien Covid-19*/ /Pixabay.com

Lebih baik fokus pada sesuatu yang bisa diubah atau mengatur ulang daripada memikirkan pernyataan negatif yang menambah beban.

"Jadi bukan memikirkan ini-itu karena kita nggak bisa ubah kondisi tersebut. Tapi kita bisa atur bagaimana bisa membuat kondisi nyaman dan bahagia," kata Mira.

Penyintas Covid-19 Albert Ade mengatakan dirinya sempat menolak saat dinyatakan positif Covid-19. Apalagi gejala yang dialaminya menyerupai demam berdarah. Namun saat dinyatakan positif pikiran berubah kosong.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Membuka Kembali Ibadah Umrah, 253 Jemaah dari Indonesia Berangkat Hari Ini

"Pikiran langsung kosong dan hanya teringat keluarga saat dinyatakan Covid," ujarnya.

Ade menegaskan dirinya langsung menghubungi keluarga dan lingkungan tempat tinggal soal status barunya itu.

Wajar kalau panik ketika kita tahu, tapi harus berpikir langkah apa yang akan dilakukan.

Baca Juga: Buntut Panjang Boikot Produk Prancis, Pabrik Renault yang Pekerjakan Enam Ribu Orang Diminta Tutup

Penyintas Covid-19 lainnya yaitu Putri Octaviani sempat panik saat mengetahui pertama kali positif. Namun dirinya berpikir langkah apa yang perlu dilakukan ke depannya.

Dia mengatakan meski bukan pasien positif pertama di lingkungan rumah, masyarakat sekitar belum sepenuhnya paham tentang Covid-19.

Halaman:

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x