5 Cara Memahami Gangguan Panik dan Kecemasan, Berolahraga Teratur Salah Satunya

- 22 Februari 2021, 05:30 WIB
Ilustrasi gambar ketika anxiety atau gangguan kecemasan.
Ilustrasi gambar ketika anxiety atau gangguan kecemasan. /The Healthy

PR MAJALENGKA – Beberapa orang pernah merasakan perasaan cemas dan sedikit panik, namun jika mulai berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari bisa mengalami gangguan kecemasan.

Dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari The Healthy, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola dan memahami saat mengalami gangguan panik atau kecemasan.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan saat mengalami gangguan kecemasan:

1. Keluarkan segala kemungkinan penyebab cemas

Kondisi fisik serta efek samping dari obat tertentu dapat menyerupai gejala kecemasan dan gangguan panik.

Baca Juga: Deteksi Dini, Kapolri Listyo Perintahkan Seluruh Anggotanya Tes Urine Tanpa Terkecuali

"Bagi siapapun yang mengalami gejala yang berlebihan, terutama jika baru pertama kali mengalaminya, maka harus segera memeriksakannya untuk memastikan itu bukan penyebab fisik," ucap dr. Sherrill, Wakil Direktur Divisi Penelitian Layanan dan Intevensi di National Institut of Mental Health.

Beberapa kondisi seperti gula darah rendah, kelenjar tiroid yang terlalu aktif, ketidakseimbangan hormon, gangguan autoimun, gangguan telinga bagian dalam, dan disfungi pada katup jantung sering diasosiasikan menyerupai gejala kecemasan.

Sementara itu, beberapa obat-obatan seperti kodein, penghambat saluran kalsium, penghambat ACE, statin, dan benzodiazepin bisa mengakibatkan gejala kecemasan seperti agitasi, psuing, kemerahan, tremor, gelisah, jantung berdebar,dan kelelahan.

Baca Juga: Jadi Kabupaten Terbaik di Jawa Barat, Garut Raih Penghargaan Pembangunan Daerah 2021

"Bagi mereka yang mengalami serangan panik mungkin mengira itu adalah serangan jantung," ujarnya menambahkan.

"Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan mereka tidak mengonsumsi obat tersebut" katanya.

2. Kenali Situasi

Kecemasan dapat terbentuk dalam berbagai hal, misalnya kecemasan umum, kecemasan sosial, fobia, kecemasan akan perpisahan dan serangan panik. Menurut Asosiasi Depresi dan Kecemasan Amerika, hal ini merupakan suatu reaksi biologis normal dalam tubuh yang memberi tahu kita bahwa ada sesuatu yang tidak tepat.

Namun jika sudah mulai mengusik aktivitas kita sehari-hari, itulah yang jadi gangguan kecemasan.

Baca Juga: Link Live Streaming Arsenal vs Man City di Liga Inggris, The Citizens akan Lanjutkan Rekornya?

"Serangan panik yang muncul dengan gejala fisik seperti jantung berdebar kencang, mual, gementar dan denyut nadi tidak teratur," ucap dr. Cassiday.

"Layaknya seorang anak yang menahan nafas di dalam air yang terlalu lama, anak itu akan merasa seperti ada sesuatu yang sangat buruk sedang menimpanya," katanya menambahkan.

Kebanyakan orang yang mengalaminya percaya bahwa itu adalah semacaam serangan jantung atau stroke dan salah mengartikannya sebagai bahaya.

Baca Juga: Sempat Diremehkan, A Love So Beautiful Versi Korea Cetak Rekor 37 Juta Penonton

"Mereka ingin segera dibantu karena rasanya yang tidak familiar, tidak irasional, dan pada akhirnya mereka akan menghubungi dokter atau pergi ke ruang gawat darurat," kata dr. Cassiday.

3. Bernafaslah dengan Tenang dan Perlahan-lahan

Orang yang biasanya menderita serangan panik dan kecemasan akan sering mengalami nyeri dada, yang diakibatkan oleh hiperventilasi dan otot kencang di dada, ucap dr. Cassiday.

Jika itu terjadi, maka bernafaslah dengan tenang. Bernafas dengan tenang melalui rongga hidung, dengan lembut dan lakukan secara perlahan-lahan saat akan menghelanya.

Baca Juga: Deteksi Dini, Kapolri Listyo Perintahkan Seluruh Anggotanya Tes Urine Tanpa Terkecuali

4. Jaga Pola Makan yang Sehat

"Jika kamu mengalami kecemasan dan stres, rata-rata orang meminimalisirnya dengan mengonsumsi makanan yang seimbang," ucap dr. Sherrill.

Menjaga pola makan sehat dan memastikan untuk tidak melewatkan makan,dapat meminimalisir perasaan gelisah dan cemas yang kamu rasakan.

5. Olaharaga Secara Rutin

Kalau secara fisik jelas olaharaga sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Tetapi ada juga penelitian yang menyatakan bahwa jika aktivitas fisik rendah sering dihubungkan dengan kecemasan.

Baca Juga: Gendong Seorang Warga Saat Evakuasi Banjir Jakarta, Kapolsek Cilandak Jadi Sorotan

Para peneliti menyimpulkan bahwa olahraga seperti berlari akan mengaktivasi zat kimia otak yang dapat mengurangi kecemasan.

"Contoh aktivitas yang bisa dilakukan adalah yoga ataupun taichi," ucap dr Cassiday.

Latihan aerobik pun juga bagus untuk diterapkan karena akan menghasilkan hormon endorfin yang menimbulkan perasaan senang atau bahagia.

Begitu pula dengan jalan-jalan santai yang bisa mengalihkan pikiran kamu dari kecemasan.***

Editor: Irwan Suherman

Sumber: The Healthy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah