5 Hal yang Terjadi dalam Tubuh saat Mengonsumsi Makanan Pedas, Turunkan Risiko Maag Hingga Naikkan Mood

20 Februari 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi makanan pedas. Terdapat beberapa hal yang terjadi dalam tubuh ketika mengonsumsi makanan pedas. /pixabay.com/jelly

PR MAJALENGKA – Makanan pedas biasanya jadi salah satu pilihan saat kamu lagi terserang pilek, mulut kering, flu dan lain sebagainya.

Nyatanya banyak hal yang ditimbulkan dari mengonsumsi makanan pedas dan bermanfaat bagi kesehatan.

Contoh, paprika pedas. Penelitian mengungkapkan bahwa makanan ini mengandung capsaicin atau senyawa kimia yang bisa menjadi pereda alami.

Baca Juga: Menjelaskan Setiap Kesulitan Ada Kemudahan, Berikut Terjemah hingga Latin Quran Surah Asy Syarh

Bahkan orang yang mengonsumsi makanan pedas enam atau tujuh hari dalam sepekan dapat menurunkan risiko kematian total di angka empat belas persen dibandingkan dengan yang hanya mengonsumsi sekali sepekan.

Namun memang makanan pedas juga punya efek samping seperti gangguan gastointestinal pada orang-orang tertentu.

Dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari eatthis.com, berikut 5 hal yang terjadi pada tubuh jika mengonsumsi makanan pedas.

Baca Juga: Prediksi Liga Inggris: Manchester United vs Brighton & Hove Albion, Setan Merah Siap Menjauh

  1. Menurunkan risiko maag

Ketika cabai yang miliki kandungan capsaicin sering diklaim sebagai penyebab maag, Dr Leann Poston, seorang dokter berlisensi dan kontributor dari Invigor Medical, mengatakan hal ini justru berkebalikan.

“Capsaicin bisa menghambat produksi asam, yang menaikkan aliran darah ke lambung serta menghasilkan lendir”, ucap Dr. Poston

“Hal ini pada dasarnya akan meminimalisir risiko maag," sambungnya.

Dr. Poston mengungkapkan bahwa penyebab umum terjadinya tukak adalah konsumsi NSAID atau obat anti-inflamasi non steroid, seperti ibuprofen.

Namun sebagai perbandingan jangan lupa untuk membaca bahaya dari mengonsumsi makanan pedas.

Baca Juga: Sunah Dibaca Saat Salat Duha, Berikut Terjemah Surah Ad Duha Lengkap dengan Latinnya

  1. Menurunkan berat badan

Senyawa tertentu yang terdapat pada makanan pedas terbukti mampu mendukung pengurangan berat badan dengan mengurangi nafsu makan.

“Capsaicin sangat bermanfaat bagi kesehatan metabolisme untuk mereduksi berat badan pada individu yang menderita obesitas,” ucap Dr. Uma Naidoo, MD, psikiater nutrisi dan penulis This Is Your Brain on Food.

Sebuah penelitian di tahun 2014 menemukan fakta bahwa orang yang mengonsumsi capsaicin terlebih dahulu akan mengonsumsi 74 kalori lebih sedikit selama makan.

Penelitian lain di tahun 2012 juga menemukan bahwa capsaicin mampu membakar sekitar 50 kalori lebih banyak per harinya.

Masih diperlukan berbagai macam penelitian terkait hal ini.

Baca Juga: Prediksi Liga Inggris: Aston Villa vs Fulham, The Villans Siap Amankan Sepuluh Besar

  1. Menurunkan risiko kanker

Riset di tahun 2007 mengungkapkan bahwa molekul capsaicin punya peranan untuk mengikat protein dalam sel tumor dan mengeliminasinya tanpa perlu merusak sel sehat di sekitarnya.

Sebuah studi yang dilakukan The Journal of Clinical Investigation pada hewan uji berupa tikus menghasilkan bukti bahwa capsaicin mampu mengaktivasi reseptor sel di lapisan usus tikus sehingga bisa mereduksi risiko berkembangnya tumor.

Bukti lain dari sebuah studi di Harvard tahun 2015 mengungkapkan bahwa orang yang mengonsumsi cabai hampir setiap hari bisa mengalami pengurangan risiko delapan persen pada penyakit kanker.

Baca Juga: Inilah Daftar Pemain Bintang yang Harus Tinggalkan Klubnya Musim Ini, Paulo Dybala Salah Satunya

  1. Meningkatkan sistem imun

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa capsaicin punya efek antioksidan dan anti inflamasi yang cukup kuat dan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan infeksi.

  1. Menaikkan mood

Capsaicin diklaim mampu memberikan efek kesenangan yang sama seperti yang diberikan hormon endorfin.

Penelitian dari Northwestern University menjelaskan mekanismenya, capsaicin akan memberikan sinyal untuk mengelabui otak kamu agar mengira dirimu mengalami kesakitan.

Kemudian otak akan memberi tanggapan dengan cara melepaskan hormon menyerupai perasaan senang untuk menghadapi rasa sakit yang dirasakan.***

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: Eat This

Tags

Terkini

Terpopuler