Jelang Proses Vaksinasi, Pemprov Jabar Terus Petakan Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

- 8 Desember 2020, 18:22 WIB
Ilustrasi pemberian vaksin.*
Ilustrasi pemberian vaksin.* /pexels/Gustavo Fring

PR MAJALENGKA - Pasca kedatangan vaksin Covid-19, Provinsi Jawa Barat (Jabar) masih terus memetakan daerah dengan kasus terbanyak.

Selain itu Pemprov Jabar juga memprioritaskan warga Jabar untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

Seperti diketahui, sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 siap pakai sudah tiba di Indonesia pada Minggu, 6 Desember 2020 malam.

Baca Juga: Dukung Importasi Vaksin Covid-19, Menteri Keuangan Sri Mulyani Bebaskan Bea Cukai dan Pajak

Kini sesuai prosedur disimpan dalam suhu dingin di gudang Bio Farma di Kota Bandung.

Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Humasjabarprov.go.id, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, daftar prioritas dibuat karena jumlah vaksin siap pakai yang didatangkan di tahap pertama ini jumlahnya terbatas.

"Kami paham betul harus ada prioritas (penerima vaksin), jadi prioritasnya untuk Zona Merah (daerah Risiko Tinggi)," ucap Setiawan.

"Lalu di Zona Merah tersebut, kita kriteriakan lagi, yang paling visible (terlihat membutuhkan) berapa. Misalnya di Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) 2,6 juta yang kita prioritaskan, kemudian (Zona Merah) Bandung Raya," tambahhya.

Baca Juga: Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19, Bupati Ciamis: Kita Harus Tegas dalam Melaksanakan Prokes

Adapun dari data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jabar saat menggelar simulasi sistem pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Tapos, Kota Depok, Kamis, 22 Oktober 2020, sasaran vaksinasi di Jabar adalah 36 juta warga rentang usia 18-59 tahun dari total penduduk hampir 50 juta jiwa.

Vaksin akan berfokus pada Zona Merah di lima daerah Bodebek (Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok, serta Kota dan Kabupaten Bekasi).

Ini dikarenakan daerah tersebut sebagai daerah penyumbang 70 persen kasus COVID-19 di Jabar.

Baca Juga: Komnas HAM Bentuk Tim Untuk Selidiki Bentrok FPI dengan Polisi

Berikutnya, Bandung Raya (Kota dan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, dan Kota Cimahi) yang juga banyak terdapat kasus penularan Covid-19.

Namun, Setiawan menegaskan pihaknya akan terus menghitung serta memetakan prioritas penerima vaksin Covid-19 tahap pertama yang dibeli oleh Pemerintah Pusat.

Selain itu, dari simulasi pemberian vaksin yang digelar oleh Pemda Provinsi Jabar, Setiawan memaparkan bahwa vaksinasi secara massal membutuhkan ruangan besar, seperti misalnya di gelanggang olah raga (GOR).

Baca Juga: BTS, SEVENTEEN, dan TXT Dikonfirmasi Akan Tampil di Acara Jepang ‘CDTV Live! Live!’ Spesial Natal

"Puskesmas kapasitas tempatnya terbatas. Dari hasil simulasi, diketahui setiap individu yang divaksin itu memerlukan waktu sekitar 30 menit," kata Setiawan.

"Selama waktu tunggu tersebut, ketika hadir masyarakat lain yang ingin divaksin lagi, maka akan terjadi penumpukan," sambungnya.

Adapun usulan menggunakan gedung besar untuk proses pemberian vaksin telah disampaikan langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat mendampingi Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin dan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto.

Baca Juga: Pilkada 2020 Digelar Besok, Petugas Pemilu di Bandung dan Balikpapan Dinyatakan Positif Covid-19

Usulan ini disampaikan dalam agenda peninjauan pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis, 19 November 2020.

Usulan menggunakan gedung besar untuk vaksinasi juga disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, usai pertemuan di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat, 4 Desember 2020.

Ridwan Kamil juga ikut memantau langsung simulasi sistem pemberian vaksin Covid-19 yang digelar Pemda Provinsi Jabar di Puskesmas Poned Tapos, Depok pada 22 Oktober 2020.

Baca Juga: Jelang Matchday 6 Liga Champions: PSG, Leipzig, dan Manchester United akan Saling Sikut

Simulasi pertama tersebut merupakan respons cepat terhadap pembelian vaksin oleh pemerintah pusat.

Kang Emil juga mengikuti semua rangkaian simulasi.

Mulai dari screening, cuci tangan, pemeriksaan administrasi, pemeriksaan kesehatan, proses penyuntikan, sampai menunggu 30 menit untuk melihat reaksi vaksin.

Dari simulasi tersebut, Pemprov Jabar fokus meningkatkan kesiapan storage vaksin (kulkas/alat pendingin) serta tenaga kesehatan maupun penyuntik vaksin.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: humas.jabarprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah