Perusahaan Robot Asal Jerman Berencana Investasi di Pasar Tiongkok

- 18 November 2020, 20:07 WIB
Ilustrasi perhitungan.*
Ilustrasi perhitungan.* /

PR MAJALENGKA – Industri pembuat robot Jerman, Hahn Automation berencana menginvestasikan jutaan euro ke pabrik baru di Tiongkok selama tiga tahun ke depan.

Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.com, mereka ingin memanfaatkan ekonomi yang pulih lebih cepat daripada yang negara lain karena krisis Covid-19.

“Jika kami ingin tumbuh bersama pasar Tiongkok, kami harus memproduksi di sana,” kata Kepala Eksekutif Frank Konrad.

Baca Juga: Kembali Diserang, 5 Orang Dinyatakan Tewas dalam Ledakan Bom Bunuh Diri di Somalia

“Sasaran kami adalah mencapai 25 persen dari penjualan kami di Tiongkok pada 2025,” sambungnya kepada Reuters.

Sementara ini pemulihan Tiongkok mungkin merupakan kabar baik bagi perusahaan seperti Hahn.

Namun di sisi lain, hal itu memperumit upaya pemerintah Jerman untuk mendiversifikasi hubungan perdagangan dan menjadi bergantung pada Tiongkok.

Baca Juga: Lebih Besar dari Pandemi Covid-19, Sekjen IFRC: Sayangnya Tidak Ada Vaksin untuk Perubahan Iklim

Industri Jerman memperdalam hubungan dengan Tiongkok, yang memerangi pandemi lebih ketat dibanding negara lain.

Akhirnya Tiongkok pulih lebih awal dan melihat permintaan naik lebih cepat.

Olaf Kiesewetter, CEO UST di Thuringia Jerman timur, memiliki ambisi yang sama untuk menghasilkan 25 persen penjualan di Tiongkok.

Baca Juga: Tepat 1 Tahun Pandemi Covid 19, Begini Perkembangannya dari Desember 2019 hingga November 2020

“Kami dengan jelas memperhatikan Tiongkok telah keluar dari krisis,” ujarnya.

Dia juga menambahkan bahwa Tiongkok telah menjadi pasar ekspor terbesar UST di luar Uni Eropa beberapa tahun lalu, dengan jumlah 15 persen dari penjualan.

“Tanpa Tiongkok, bisnis kami di kuartal ketiga tidak akan sebaik ini. Jadi tidak ada keraguan bahwa kita lebih baik berkat Tiongkok,” imbuhnya.

Baca Juga: Kasus Kematian Akibat Virus Covid 19 di Italia dan Spanyol Mengalami Lonjakan

Pergeseran menuju ketergantungan yang lebih besar pada pasar Tiongkok ini berlawanan dengan dorongan diversifikasi perdagangan Jerman.

Hal itu dapat ditelusuri kembali ke pengambilalihan perusahaan robotika Bavaria Kuka oleh Tiongkok tahun 2016.

Hal ini merupakan langkah yang dijelaskan oleh para pejabat Jerman sebagai seruan untuk mulai melihat Tiongkok sebagai pesaing serius.

Baca Juga: Benarkah Chip RFID Dimasukan ke Tubuh Manusia Saat Vaksinisasi Covid-19? Simak Ulasannya

Namun, realitas yang dihadapi Konrad dan Kiesewetter tahun ini berlangsung lebih luas.

Kedua negara menjadi lebih terkait dalam beberapa hal.

Dalam hal tujuan ekspor Jerman berdasarkan nilai, Tiongkok melampaui Prancis dalam Sembilan bulan pertama tahun 2020, dan mendekati Amerika Serikat.

Baca Juga: Bentrokan Terjadi di Luar Parlemen Thailand, Antara Massa Pro Demokrasi dan Kaum Royalis

Data di atas didapat dari Kantor Statistik Federal yang dikumpulkan Reuters.

Seorang pejabat senior mengatakan bahwa dengan perdagangan terbaru dan tren pertumbuhan, Tiongkok mungkin akan menyusul Amerika Serikat pada akhir tahun, untuk menjadi nomor satu.

Pasar Tiongkok dari keseluruhan ekspor Jerman naik hampir 8 persen pada periode Januari sampai September, dari sekitar 7 persen setahun sebelumnya, menurut data.

Baca Juga: WHO Sebut Uji Klinis Vaksin Covid-19 Harus Terus Dilakukan

Tiongkok juga merupakan pemasok utama Jerman, dengan pangsa impor Jerman meningkat menjadi lebih dari 11 persen.

Setidaknya dalam waktu dekat, Tiongkok terlihat lebih kuat daripada banyak negara di Barat. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah